View Full Version
Kamis, 06 Feb 2020

Mardani: WNI Terpapar ISIS dan WNI Terancam Virus Corona Sama-sama Butuh Perhatian Negara

JAKARTA (voa-islam.com)—Wacana pemulangan WNI eks kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) terus menggelinding. Seperti diketahui saat ini sejumlah WNI eks ISIS ditahan dalam kamp pengungsian khusus di al-Hol, Suriah Utara. Mereka tengah menunggu keputusan pemerintah tentang pemulangan ke Indonesia.

Anggota DPR RI Mardani Ali Sera meminta agar negara ambil bagian untuk menyelesaikan persoalan ini. Mardani mengungkapkan pada UUD 1945, tujuan negara adalah melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia.

“Jadi di manapun warga Indonesia mendapat kesulitan, maka negara harus hadir untuk menjadi ayah,” kata Mardani pada akun twitter, Kamis (6/2/2020).

Mardani menilai pasti ada pro-kontra atas kebijakan yang diambil pemerintah. Di sini justru nilai demokrasi sesungguhnya.

“Perlu kedewasaan berdemokrasi kita dalam menyikapi dialektika ini. Buat gugus tugas (tim Deradikalisasi Isis),” ujar Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Menurut Mardani, eks ISIS adalah WNI, seperti juga WNI yang kena ancaman virus corona. Mereka juga mesti mendapat perhatian negara.

“Sama seperti WNI yang mungkin terpapar virus corona, WNI terpapar ISIS juga perlu diperlakukan dengan proporsional. Penerimaan dan kewaspadaan mesti setimbang,” ungkap Mardani.

Kemudian, Mardani juga menyoroti program deradikalisasi yang selama ini sudah terlaksana. Disadari bahwa program deradikalisasi tidak hanya bersifat responsif-insidentil kepada para eks teroris. Namun perlu juga menitikberatkan pada pencegahan, kebijakan kontra-radikalisasi selain deradikalisasi, peran dan pendekatan yang soft policy.

“Pemerintah juga perlu membentuk gugus tugas khusus dengan tugas mendampingi mereka menjadi warga negara yang baik dan berdaya. Plus, peningkatan kualitas koordinasi lintas sektor. Silahkan dikaji, evaluasi dan diadakan pendekatan,” saran Mardani.

Mardani menceritakan apa yang pernah terjadi di Singapura. “Sebuah kasus di Singapura memberikan pelajaran bahwa seorang anak teroris-besar kembali sadar karena anak-keluarganya dijaga negara dengan mendapat beasiswa. Bukti negara hadir untuk warganya,” jelas Mardani.

“Juga, pendalaman alasan mengapa ada terorisme, adalah penting. Apakah melulu tentang ideologi, atau-lagi-lagi ketiadaan negara dalam menyejahterakan rakyat seperti amanat konstitusi kita. Mari cintai NKRI dengan kewaspadaan, cintai juga kemanusiaan,” tutup Mardani.* [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version