View Full Version
Selasa, 17 Mar 2020

Pemerintah Harus Pikirkan Pekerja Harian Jika ‘Lockdown’

JAKARTA (voa-islam.com)--Jumlah penderita Covid-19 di tanah air terus bertambah. Per Minggu (15/3/2020) sampai pukul 15.50 WIB, pasien yang tercatat sudah mencapai 117 orang. Presiden Joko Widodo menggelar konferensi pers terkait perkembangan penyebaran Covid-19 di Istana Kepresidenan Bogor, dengan kondisi ini, mengatakan agar bekerja, belajar dan beribadah dari rumah. 

Terkait bekerja dari rumah (Work From Home/WFH), Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Sri Rahayu belum bisa membayangkan bagaimana nasib orang-orang yang menggantungkan pendapatannya sebagai pekerja harian, jika lockdown di berlakukan. 

“Terbayangkan bagaimana situasi dan kondisi keluarga menjadi pekerja harian yang perekonomian keluarganya disokong dari interaksi sosial dam pendapatannya bersifat harian bukan sistem gaji yang dikelola untuk satu bulan,” ujar Sri Rahayu dalam rilis persnya kepada Parlementaria, Senin, (16/3/2020). 

Politisi Fraksi PDI Perjuangan tersebut mengungkapkan, banyak pekerja yang menggantungkan nasibnya dengan bekerja hari ini untuk hidup hari esok. Dan jika tidak berangkat bekerja hari ini, besok ia tidak akan bisa menghidupi keluarganya. 

“Di satu sisi bisa senang bersama keluarga di rumah, tetapi di sisi lain mereka pasti berfikir bagaimana untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga untuk hari esok. Hal ini harus dipikirkan oleh pemerintah baik di pusat maupun daerah. Jadi, tidak hanya ASN saja yang diperjuangkan, sementara nasib pekerja harian nasibnya tak tentu,” harapnya.*

Sumber: Dpr.go.id


latestnews

View Full Version