JAKARTA (voa-islam.com)—Pemerintah mencanangkan program pelatihan prakerja dengan cara daring atau online. Program ini dinilai banyak pihak tak efektif karena dilakukan secara online.
Hal ini seperti diungkap mantan Kasubid Pelatihan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Natalius Pigai.
Menurut Pigai, pelatihan kerja itu hanya bisa dilakukan melalui balai latihan kerja (BLK). “Menko Yth. Saya eks Kasubid Pelatihan Kemenakertrans. Pelatihan itu ada 3 KSA (knowledge, skills, atitutte). Yang bisa hanya via BLK negeri dan swasta,” ujar Pigai seperti dikutip Voa Islam pada akun twitter @NataliusPigai2, Rabu (15/4/2020).
Diungkapkan Pigai yang juga mantan anggota Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM), hal mubazir jika pelatihan prakerja dilakukan via platform dengan cara online.
“Bukan via starup, online itu sama dengan ulangi sekolah. Standard dunia kerja beda. Via Ruang Guru, mubazir!” tegas Pigai.
Seperti diketahui Pemerintah menggandeng 8 digital platform dalam mengeksekusi pelatihan dalam program Kartu Pra Kerja. Nantinya, peserta bisa memilih pelatihan yang diinginkan melalui 8 digital platform yaitu Tokopedia, Skill Academy by Ruangguru, Maubelajarapa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijarmahir, dan Sisnaker.
Seperti dikutip dari Kumparan.com, dengan memilih 8 platform ini, maka dana untuk pelatihan dalam kartu Pra Kerja akan didistribusikan melalui digital platform tersebut.
Peserta Pra Kerja mendapat insentif total sebesar Rp 3,55 juta. Dari Rp 3,55 juta itu, rinciannya Rp 1 juta merupakan dana pelatihan. Dana ini lah yang disalurkan ke penyelenggara melalui 8 digital platform tersebut.* [Syaf/voa-islam.com]