View Full Version
Senin, 11 May 2020

HNW: Presiden Harus Dukung Anggaran Riset Vaksin, Jika Ingin "Damai" dengan Covid-19

JAKARTA (voa-islam.com)--Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid menyampaikan bahwa pernyataan Presiden untuk perang lawan covid-19 saat Konferensi virtual negara-negara G-20, mestinya dibarengi dengan kebijakan dan perintah kepada Kemenristek dan Kemenkes serta lembaga-lembaga lain agar segera menemukan vaksin covid-19.

Menurut Wakil Ketua MPR ini, seharusnya pemerintah juga mendukung anggaran untuk Riset di Kemenristek, bukan memotongnya.

“Mengajak berperang atau berdamai dengan corona sampai ditemukan vaksin tanpa usaha serius dan anggaran yang memadai untuk riset temukan vaksin, akan jadi bukti Pemerintah tak serius ingin memutus penyebaran virus Covid-19,” ungkap Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini.

Pasalnya, lanjut pria yang akrab disapa HNW ini, anggaran di Kemenristek tidak mengalami penambahan, bahkan dipotong besar-besaran. Padahal, riset sangat dibutuhkan untuk menemukan vaksin Covid-19 sebagai cara efektif untuk menyelesaikan darurat kesehatan bencana nasional covid-19. Apalagi jumlah terpapar semakin banyak, kawasan penularan semakin menasional, yang meninggal termasuk dari kalangan NaKes (Dokter dan Perawat) semakin banyak juga.

“Untuk selamatkan rakyat Indonesia dan NKRI, mestinya Presiden komitmen dengan menambahkan anggaran riset untuk percepatan penemuan vaksin, bukan malah memangkasnya. Pak Jokowi, kita tidak akan bisa menang perang atau berdamai dengan Korona, dan berdaulat secara kesehatan, jika kita tidak maksimal dukung riset untuk segera ditemukan vaksinnya," kata Hidayat dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (10/5/2020).

Hidayat mengutip Perpres 54/2020 yang justru memotong anggaran Kemenristekdikti sebesar Rp 40 Triliun. Dan itu adalah prosentasi potongan anggaran terbesar, dibanding dengan pemotongan di Kementrian lainnya.

Meskipun pemerintah bisa berkilah itu terkait perubahan nomenklatur, ruang realokasi internal Kemenristek untuk mendukung riset vaksin tentu semakin kecil dengan hanya anggaran tersisa Rp 2 Triliun.

Bahkan, Menteri Ristek menyebutkan bahwa pihaknya hanya menganggarkan Rp 40 miliar untuk riset vaksin covid-19.

Politisi PKS ini menyebutkan dalam kondisi normal, idealnya dana riset tidak kurang dari 2% PDB, namun Indonesia selama ini masih terjebak di kisaran 0,3% PDB. Apalagi dalam situasi pandemi dan bencana nasional yang mengancam eksistensi Bangsa yang sangat segera membutuhkan riset untuk penemuan vaksin, untuk selamatkan bangsa, maka menurutnya pemerintah harus semakin memprioritaskan anggaran riset.

Ia mencontohkan anggaran riset vaksin di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dengan Rp 16,3 triliun, India dengan Rp 1,6 triliun, dan Inggris dengan Rp 1,1 triliun.

“Saya khawatir Indonesia terlambat dalam menemukan vaksin Covid-19, yang mengakibatkan semakin banyaknya korban yang jatuh akibat covid-19, korban kesehatan fisik, ekonomi, sosial, keamanan, dll. Karenanya agar perang melawan covid-19 yang digaungkan Presiden Jokowi saat Konferensi virtual G20 bisa dimenangkan, pemerintah perlu senjata yg efektif antara lain adanya vaksin. Dan kalaupun damai, maka damai dengan covid-19 akan bermanfaat dan selamatkan Bangsa, bila vaksin itu segera ditemukan olh pihak Indonesia. Itu akan terjadi bila Pemerintah serius mendorong riset unt segera temukan vaksin covid-19, dan unt itu pemerintah segera merealokasi anggaran unt meningkatkan anggaran riset di kemenristek dan kemenkes, bukan malah memotongnya," tegasnya.

Hidayat mencemaskan ketidakseriusan Pemerintah ini sebagai tanda bahwa rakyat disuruh cari selamat sendiri tanpa keseriusan Pemerintah. Menurutnya, hal ini akan tercatat sebagai preseden buruk dalam sejarah bangsa.

“Mestinya Pemerintah lebih serius, tidak sekedar menunggu ditemukannya vaksin dan Rakyat dibuat bingung dan tidak pasti, dengan pernyataan dan kebijakan pejabat Negara yang simpang siur dan gonta-ganti, dan tidak fokus untuk efektif atasi penyebaran covid-19, seperti soal transportasi dan PSBB itu," pungkasnya.*[Fpks/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version