JAKARTA (voa-islam.com)--Pengamat Politik Rocky Gerung menilai untuk mencapai pendidikan 4.0 seorang pemimpin harus memahami konsekuensi apa yang disebut perumpitan atau complexity dari teknologi.
Ia menyebut Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tidak mengerti soal pendidikan ini. Sebab untuk menemui para guru yang demo depan istana beberapa waktu lampau saja tak berani.
"Jepang lebih dulu menerapkan teknologi pendidikan 4.0 daripada Indonesia. Tapi Jepang mengerti bahwa 4.0 itu adalah pengetahuan. Pendidikan bukan pengetahuan," ujar Rocky di webinar yang diadakan Bidang Kesra DPP PKS dengan tema 'Pendidikan Untuk Kebangkitan Indonesia Baru: Menakar Kegagapan Pemerintah Mengelola Pendidikan Rakyat Dalam Masa Pandemi', Rabu (20/5/2020).
Ia memaparkan bahwa pendidikan adalah sikap etis terhadap pengetahuan. "Jadi bedakan antara pendidikan dan pengetahuan. Pengetahuan baru dipelajari oleh ruang guru atau ruang maling dan segala macam tapi ilmu pengetahuan yang sifatnya teknis. Bukan yang sifatnya etis," ujar dia.
"Nah pendidikan menghasilkan manusia etis bukan manusia teknis. Kalau butuh manusia teknis ya udah kita beli teknologi chip dalam otak kita. Kalau teknis hasilnya adalah pragmatisme, oportunisme, selesai problem," imbuh Rocky.
Ia mengingatkan bahwa perintah konstitusi itu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Itu adalah dimensi etis karena historical event sebelumnya yakni kita dijajah bukan karena kekurangan teknologi tapi kurang kritis terhadap feodalisme.
"Kurang kritis terhadap jalan pikiran bangsa asing. Kita memerdekakan bangsa ini dengan pikiran kritis," kata Rocky yang mengaku senang diskusi dengan PKS karena mengutamakan akal sehat.*
Sumber: Pks.id