View Full Version
Selasa, 18 Aug 2020

Legislator: Rakyat Indonesia Belum Menikmati Kemerdekaan

JAKARTA (voa-islam.com)--Kemerdekaan Indonesia merupakan buah dari perjuangan dan pengorbanan para pahlawan yang telah memberikan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan. Mereka mengatakan, kemerdekaan adalah berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Para pendahulu mengatakan bahwa mempertahankan kemerdekaan, jauh lebih berat daripada meraihnya.

Tugas lebih berat lagi adalah bagaimana mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang mensejahterakan rakyat. Karena inti mengisi kemerdekaan sebagaimana amanat Allah dan amanat para pendahulu kita adalah bagaimana kita menjadi negara yang mensejahterakan rakyatnya, melindungi segenap rakyat, dan menjamin warganya hidup dengan layak. Demikian disampaikan anggota DPR RI Fraksi PKS, Anis Byarwati di Jakarta (17/8).

Memberi ulasan mengenai kemerdekaan di masa pandemc, Anis mengatakan bahwa di masa pandemi ini, rakyat belum mendapatkan hak sebagaimana yang diamanatkan undang-undang. Betapa banyak rakyat kehilangan pendapatan karena kehilangan pekerjaan.

“Rakyat kita saat ini belum bisa dikatakan menikmati kemerdekaan karena untuk menghidupi keluarga saja, mereka belum bisa. Dan mereka belum mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah,”ungkapnya.

Dari sisi Pendidikan, Anis menggarisbawahi ditutupnya sekolah-sekolah dan menjalankan pendidikan jarak jauh dengan kebutuhan kuota yang tidak sedikit, menjadikan Pendidikan saat ini tidak bisa dikatakan berhasil. Memikirkan biaya untuk kehidupan sehari-hari saja sangat susah bagi mereka, apalagi harus memikirkan biaya tambahan untuk membeli kuota. “Hal yang sangat memberatkan untuk masyarakat bawah dan menegaskan bahwa mereka belum merdeka,”tegas Anis.

Melihat dari sisi ekonomi dimana pada kuartal kedua pertumbuhan ekonomi negara kita minus, Anis mengatakan bahwa kondisi ekonomi kita dalam kondisi yang tidak baik-baik saja serta dampaknya sangat terasa pada masyarakat. Adapun upaya pemerintah dengan memberikan berbagai insentif kepada kelompok masyarakat tertentu seperti kepada kelompok masyarakat terkena PHK massal, menurut Anis belum berdampak signifikan untuk stabilisasi ekonomi. Karena pemberian insentif itu, tidak disertai dengan upaya pemerintah menekan kenaikan-kenaikan kebutuhan dasar lainnya. Ia mencontohkan kenaikan tarif listrik, kenaikan iuran BPJS dan kenaikan harga gas, sangat memberatkan masyarakat. Sehingga insentif yang mereka dapatkan tidak akan terasa apa-apa karena mereka gunakan untuk menutupi kenaikan kebutuhan dasar tersebut. “Dalam hal ini, rakyat belum bisa dikatakan merdeka karena pemerintah belum bisa mensejahterakan rakyatnya sebagaimana amanat undang-undang,”tegasnya.

Anis menyadari bahwa kondisi ini bukan semata kesalahan pemerintah, akan tetapi kita bisa mendorong pemerintah agar bekerja lebih sigap dan lebih serius sehingga problematika social, ekonomi, dan kesehatan bisa tertangani dengan baik. Termasuk mendorong pemerintah untuk melakukan mitigasi atas imbas pandemic.

“Kita menghargai upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah, akan tetapi kita harus mendorong pemerintah untuk bekerja lebih baik,”tandasnya.

Menutup pernyataanya, Anis menegaskan bahwa merdeka saat ini adalah bagaimana kita bekerja keras dan bergotong royong untuk keluar dari pandemic. Pemerintah harus focus melakukan upaya-upaya untuk keluar dari pandemic dan mengantisipasi imbasnya yang meruntuhkan semua sektor.

“Menitikberatkan kepada masalah ekonomi tidak menyelesaikan masalah,” tegasnya. Ketika masyarakat tidak mendapatkan layanan kesehatan yang layak, biaya pengobatan mahal, test kesehatan mahal, sementara mereka tidak memiliki pendapatan, maka ini adalah kondisi yang sangat memprihatinkan. “Kita ingin melihat pemerintah mengerahkan kemampuan leadershipnya, presiden menjadi dirigen bagi harmonisasi semua gerak pemerintah dan rakyatnya. Itulah makna merdeka saat ini,” tutupnya.* [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version