JAKARTA (voa-islam.com)--Sukacita menyelemuti warga Kampung Akuarium saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan peletakan batu pertama penataan Kampung Akuarium, di Penjaringan, Jakarta Utara, 17 Agustus 2020 atau bertepatan dengan perayaan HUT RI ke-75. Tidak lama lagi, proses pembangunan kembali kampung yang sudah mereka tempati puluhan tahun dan sempat rata dengan tanah akibat digusur pada April 2016, akan dimulai.
Anggota DPD RI DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, banyak hal atau inspirasi yang bisa dipetik dari apa yang terjadi di Kampung Akuarium. Salah satunya adalah ‘ujung pena’ seorang pemimpin mempunyai kekuatan atau dampak yang luar biasa bagi kehidupan warganya. Warga Kampung Akuarium yang setelah digusur kehilangan harapan karena tempat tinggalnya sudah rata dengan tanah dan mata pencaharian terancam, kini sedang memupuk harapan itu kembali.
Janji kampanye Anies-Sandi membangun kembali kampung mereka kini mulai terealisasi. Lewat ‘ujung penanya’ Anies Baswedan mempersilahkan warga Kampung Akuarium ikut membangun kembali kampung mereka yang disesuaikan dengan tata aturan dan kebutuhan kampung masa kini dan masa depan.
“Pembangunan Kampung Susun Akuarium adalah bukti bahwa keadilan di Jakarta nyata. Ini (membangun kembali Kampung Akuarium) bukan hanya soal menunaikan janji kampanye, tetapi menunaikan kodrat seorang pemimpin yang tugas utamanya adalah menegakkan keadilan di tengah-tengah masyarakat. Apa yang terjadi di Kampung Akuarium (dulu digusur sekarang dibangun kembali) adalah bukti bahwa dengan ‘ujung penanya’ seorang pemimpin mempunyai kekuatan untuk menghadirkan kembali harapan dan masa depan yang lebih baik bagi rakyatnya,” ujar Fahira di Jakarta (18/8).
Menurut Fahira, pembangunan Kampung Susun Akuarium yang dilakukan dengan pola kerja sama community action plan menjadi pola atau corak pembangunan yang paling ideal tidak hanya bagi Jakarta tetapi juga bagi Indonesia. Kampung Susun Akuarium yang dirancang sendiri oleh warga dan didukung berbagai pemangku kepentingan (pemprov, organisasi masyarakat, akademisi, dll) adalah kolaborasi apik yang menjadikan warga tidak semata sebagai objek pembangunan, tetapi sebagai subyek pembangunan.
“Jika dulu warga kampung kota dianggap bagian dari masalah kota, tetapi kini mereka dijadikan bagian dari solusi persoalan kota. Memang harusnya seperti itulah model pembangunan di negeri ini. Mudah-mudahan Kampung Susun Akuarium menjadi ‘contoh baik’ pembangunan kampung kota lain di Jakarta yang juga jadi prioritas Pemprov DKI. Poin penting dari pembangunan kampung ini adalah bukan hanya pembangunan fisik semata tetapi juga membangun sebuah ekosistem yang mampu meningkatkan kualitas hidup warganya sehingga lebih berdaya terutama secara ekonomi,” pungkas Senator Jakarta ini.* [Syaf/voa-islam.com]