JAKARTA (voa-islam.com)--Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher prihatin dengan semakin longgarnya pelaksanaan protokol kesehatan di banyak tempat. Padahal, kata Netty, pandemi Covid-19 belum berakhir, bahkan bertambah parah.
"Pandemi ini belum berakhir, bahkan bertambah parah dengan naiknya jumlah kasus baru. Jangan sampai pemerintah dan masyarakat lepas kendali. Semua pihak harus bersabar dan menahan diri untuk terus mengetatkan protokol kesehatan dalam aktivitasnya," kata Netty dalam rilis medianya, Selasa (17/11/2020).
Berdasarkan laporan WHO, hingga 14 November lalu, total kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 463,007 kasus dengan pertumbuhan kasus baru tertinggi sebanyak 5,272 kasus. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara.
"Data lapangan kasus Covid-19 di Indonesia itu real, jadi jangan pernah dianggap sepele. Apalagi sampai saat ini belum ada kepastian obat maupun vaksin Covid-19 yang dapat menahan laju pandemi. Oleh karena itu, saya meminta semua pihak agar tidak mengabaikan protokol kesehatan yang bisa memicu munculnya klaster baru. Pengabaian protokol kesehatan, apa pun alasannya, adalah sikap tidak bertanggungjawab yang dapat menimbulkan resiko besar," tambah Netty.
Netty menyadari, tidak mungkin meminta masyarakat terus mengurung diri di rumah selama berbulan-bulan tanpa melakukan aktivitas di luar.
"Ada banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Orang butuh bekerja, perlu bersosialisasi, juga ingin mendapatkan hiburan. Oleh karena itu, setidaknya perilaku 3 M, mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak benar-benar dilakukan dengan disiplin oleh setiap orang saat keluar rumah, di mana pun, kapan, pun. Jangan pernah lepas kendali karena pandemi belum berakhir," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Netty juga mengingatkan pemerintah pusat dan daerah agar menjadi contoh dalam hal penerapan protokol kesehatan.
"Lakukan peraturan PSBB secara ketat, disiplin dan tidak pandang bulu. Jadilah teladan yang baik agar mampu menginspirasi masyarakat dalam perang panjang melawan Covid-19. Jangan sampai malah jadi pihak yang lalai dalam penerapan PSBB, sehingga orang menilai percuma ada karena tidak efektif," tandas Netty.* [Ril/voa-islam.com]