Menurut Refly, masalah ini harus dibuat terang. Tidak bisa hanya mengandalkan pihak kepolisian dalam mengusut kasus ini.
JAKARTA (voa-islam.com)—Ahli hukum tata negara Refly Harun merasakan kejanggalan dari hasil rekonstruksi penembakan enam laskar Front Pembela Islam.
“Sobat RH sekalian ya kita serahkan saja pada rasionalitas kita semua,” ujar Refly dikutip Voa Islam dari video “Banyak Kejanggalan dalam Rekonstruksi Tewasnya 6 Laskar FPI” yang diunggap pada kanal Youtube Refly Harun, Rabu (16/12/2020).
Salah satu yang disoroti Refly adalah soal empat laskar FPI yang tidak diborgol oleh aparat saat di dalam mobil.
“Tanpa borgol dimasukkan ke dalam satu mobil yang cuma dikawal dua petugas. Lalu petugas tersebut tidak memborgol empat orang ini. Bagaimana ya?” kata Refly.
Menurut Refly, masalah ini harus dibuat terang. Tidak bisa hanya mengandalkan pihak kepolisian dalam mengusut kasus ini.
“Bukan tidak percaya pada polisi, tetapi itu berlaku secara universal di mana pun di dunia ini. Bahwa orang tidak mungkin bisa menjadi hakim bagi dirinya sendiri,” ulas Refly.
Jadi dalam kasus ini, lanjut Refly, aparat adalah pihak yang dituduh dan dianggap telah melakukan pelanggaran.
“Melalui rekonstruksi kalau saya baca dari berita-berita, sepertinya kurang meyakinkan logika ceritanya. Terutama ada adegan empat laskar itu dimasukkan ke dalam mobil yang hanya dikawal dua petugas,” jelas Refly.* [Syaf/voa-islam.com]