JAKARTA (voa-islam.com) – Seperti bidak catur, setiap langkah di dalam dunia politik penuh dengan perhitungan. Integritas harus diutamakan sembari terus berupaya secara luwes mengusahakan tercapainya nilai ideal yang dicita-citakan.
Menyampaikan sambutan dalam launching buku “Hidup itu Berjuang: Kasman Singodimejo 116 Tahun”, Selasa (22/12) Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menilai keluwesan dan idealisme itu ada dalam sosok pahlawan nasional Mr. Kasman Singodimedjo.
“Negoisasi tapi punya prinsip, lalu fleksibilitas penting dalam kehidupan kita bernegara. Karena muamalah duniawiyah dari a sampai z bukan pilihan-pilihan yang sempit dan hitam putih. Bagaimana Pak Kasman memegang prinsip-prinsip Islam dan bernegoisasi dengan muamalah duniawiyah,” jelasnya.
Karena itu, Haedar berpesan bahwa dalam perjuangan politik, tidak ada yang instan dan kaku. Semua harus dilakukan secara cerdas dan waspada dengan melalui tempo waktu yang tidak sebentar.
“Bagaimana ide-ide tokoh itu direformasikan dalam kehidupan kebangsaan. Urusan politik itu tidak ada yang tunggal. Saya pikir untuk 20-30 tahun ke depan perlu direformulasikan. Kalau hanya copy paste dari Islamisme masa lampau saya kira tidak memadai. Mana yang diperlukan, termasuk berangkat dari kegagalan-kegagalan politik Islam di masa lampau untuk reformulasi politik ke depan,” urainya seperti Voa Islam kutip dari laman muhammadiyah.or.id.
Haedar berharap, generasi muda mampu meneladani sosok keluwesan dan integritas Mr. Kasman dalam perjuangannya di dalam politik untuk mengakomodasi kepentingan umat yang tak putus hingga beliau meninggal dunia pada 25 Oktober 1982.
“Nilai-nilai ini yang harusnya kita reproduksi untuk anak muda. Bahwa perjuangan itu tidak instan, banyak dinamika,” pesannya.
“Secara umum tokoh-tokoh Muhammadiyah punya integritas yang tinggi. Hanya artikulasi dan aspirasinya yang berbeda. Semua memperjuangkan prinsip-prinsip keislaman dan kemanusiaan semesta,” imbuhnya.