Kini, 16 tahun berlalu, Indonesia masih mendapatkan cobaan atau ujian berat berupa bencana kemanusian akibat pandemi Covid-19 (Virus Corona) dan memicu krisis multidimensi.
JAKARTA (voa-islam.com)--Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, Indonesia menghadapi bencana yang begitu besar 16 tahun lalu, yakni Tsunami yang meluluhlantakan Aceh dan sekitar. Tsunami yang melanda sebagian besar wilayah di Provinsi Nanggore Aceh Darussalam tepatnya terjadi pada 26 Desember 2004 lalu.
"Tanpa early warning system yang memadai, dampak kerusakan Tsunami melumpuhkan kehidupan di Aceh. Ribuan nyawa melayang dan ribuan hektar wilayah tak bisa ditinggali," kata Anis Matta dalam keterangannya, Senin (28/12/2020).
Berdasarkan catatan, gempa dan tsunami di Aceh dengan gelombang setinggi mencapai 30 meter (100 ft) menewaskan 230.000 – 280.000 jiwa di 14 negara. di Indonesia sendiri diperkirakan menewaskan 220.172 orang dan menenggelamkan sejumlah permukiman pesisir. Gempa dan tsunami ini merupakan salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah.
"Saat itu pula kita belajar tentang modal sosial yang dimiliki bangsa Indonesia: solidaritas. Dalam hitungan hari, berbagai elemen masyarakat turun ke Aceh untuk ikut memulihkan kondisi. Kini Aceh sudah kembali menjadi salah satu provinsi paling indah di Indonesia," katanya.
Kini, 16 tahun berlalu, Indonesia masih mendapatkan cobaan atau ujian berat berupa bencana kemanusian akibat pandemi Covid-19 (Virus Corona) dan memicu krisis multidimensi. Hingga Minggu (27/12/2020), kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 713.365 orang , dimana 21.237 orang diantaranya meninggal dan 83.676 orang sembuh.
"Tahun ini kita pun bergelut dengan bencana kemanusiaan akibat pandemi Covid-19 yang tumbuh menjadi krisis multidimensi. Sekali lagi kita membutuhkan modal sosial untuk bertahan dan bangkit dari krisis ini, yakni solidaritas," katanya.
Menurut Anis Matta, untuk keluar dari krsisi saat ini diperlukan solidaritas dari seluruh masyarakat Indonesia, karena bencana kemanusiaan ini tidak hanya melanda wilayah tertentu saja, tapi sudah seluruh wilayah Indonesia.
"Saat ini kita membutuhkan solidaritas dari semula elemen bangsa karena krisis yang kita hadapi saat ini tidak berada di lokasi tertentu tapi di seluruh wilayah Indonesia," katanya.
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini mengatakan, solidaritas itu adaah rasa saling percaya diri dan bisa bekerjasama atau kolaborasi dalam mengatasi krisis multi dimensi akibat pandemi Covid-19 ini.
"Solidaritas artinya perasaan saling percaya dalam satu kelompok sehingga kita bisa bekerja bersama. Tak ada rasa solidaritas tanpa rasa saling percaya," tandas Anis Matta.
Karena itu, lanjut Anis, peringatan Tsunami Aceh bisa menjadi momentum untuk menumbuhkan semangat solidaritas dan rasa saling percaya untuk bersama-sama seluruh elemen bangsa berjuang mengatasi krisis multidemensi.
"Pada peringatan 16 tahun Tsunami Aceh ini, mari kita perkuat solidaritas kita karena krisis yang akan kita hadapi masih panjang dan berat.," pungkas Anis Matta.*[Ril/voa-islam.com]