JAKARTA (voa-islam.com)--Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS, Sigit Sosiantomo, menegur keras Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) terkait tarif tol yang selalu naik sehingga membebani masyarakat.
Hal itu disampaikan Sigit Sosiantomo dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI dengan Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Selasa (27/01/2021).
“Saya sudah bilang berkali-kali kepada BPJT bahkan ke Menteri PUPR agar tidak menaikan tarif tol. Jangan dong selalu dinaikan, apalagi naiknya bisa sampai 100% dari Rp 4.500 menjadi Rp9.000. Ini membebani rakyat dan menyebabkan naiknya biaya logistik,” kata Sigit yang juga mantan Wakil Ketua Komisi V itu.
Dalam RDP tersebut, Sigit juga mengkritik kondisi jalan tol yang tidak memenuhi SPM. Kondisi jalan tol yang tidak laik tersebut dikhawatirkan dapat meningkatkan angka kecelakaan.
Sigit dan sejumlah anggota komisi V mengaku pernah hampir mengalami kecelakaan di jalan tol karena kondisi jalan tol yang tidak laik.
“SPM tol ini payah. Saya dan beberapa teman di komisi V pernah hampir mengalami kecelakaan karena ada genangan air di tol atau jalan tol yang berlubang. Jalan tol belum setahun dibangun sudah bongkar-bongkar karena rusak. Apa sekarang ada pekerjaan baru melubangi jalan tol ? Rasanya sangat tidak layak baru setahun dibangun jalan sudah berlubang,” kata Sigit.
Seperti diketahui, kenaikan tarif tol kerap menjadi keluhan masyarakat. Sejumlah sopir bus dan truk yang menggunakan ruas jalan tol mengaku kenaikan tarif tol yang dilakulan secara periodik, terlebih disaat pandemi sangat membebani karena penghasilan mereka berkurang.
Penyesuaian tarif tol yang dilakukan atas usulan dari BPJT juga dinilai terlalu tinggi sementara kewajiban SPM jalan tol juga tidak dipenuhi.
Untuk itu, Sigit meminta BPJT dan Kementerian PUPR tidak asal menaikan tarif, khususnya untuk kendaraan logistik.
“Jika memang terpaksa naik, tolong tarif untuk kendaraan umum penumpang dan kendaraan logistik tidak naik atau batalkan kenaikannya. Saat pandemi seperti ini, akan semakin membebani rakyat dan biaya logistik jadi tinggi.” kata Sigit.* [Ril/voa-islam.com]