JAKARTA (voa-islam.com)—Partai NasDem berencana menggelar Konvensi Capres 2022. Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menegaskan konvensi capres Nasdem terbuka untuk siapa saja.
"Siapa pun yang punya keinginan (ikut pilpres) kami bukakan pintu. Anies boleh, Emil boleh, Ganjar boleh, Khofifah juga boleh. Siapa pun boleh ikut," tegas Ali dalam keterangannya, Kamis (11/3/2021).
Penegasan Ali ini juga menjawab kecurigaan beberapa kalangan yang menilai konvensi capres NasDem hanya untuk memberi panggung kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Seperti diketahui, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memiliki kedekatan dengan Anies.
Selain itu, ada juga kalangan yang menganggap konvensi capres adalah hanya akal-akalan untuk mendongkrak elektabilitas NasDem. Menurut Ali, konvensi capres bukanlah hal baru dalam politik Indonesia.
“Konvensi ini bukan cara baru. Golkar pada 2004 pernah melakukannya. Ketum kami, Pak Surya Paloh, yang saat itu sebagai Ketua Dewan Penasihat Golkar, ikut membidani lahirnya konvensi tersebut. Sekarang pun, beliau yang mempunyai inisiatif menggelar konvensi untuk memberi kesempatan kepada siapa pun ikut dalam kontestasi pilpres,” ungkap Ali.
Tujuan konvensi capres NasDem, jelas Ali, adalah untu menjaring tokoh-tokoh yang memiliki potensi, integritas, dan gagasan. Tokoh berlatar belakang polisi, TNI, dan lain-lain dipersilakan Ali untuk mengikuti konvensi capres NasDem.
“Perlu diingat, parpol itu bukan milik ketum partai. Beruntung, NasDem punya seorang ketua umum yang sudah selesai dengan dirinya. Jadi, tidak menjadikan partai untuk kepentingan diri atau keluarganya. Tapi, didedikasikan sepenuhnya untuk rakyat. Termasuk dalam mencari pemimpin,” jelas Ali.
“Pemilu kan ajang untuk mencari pemimpin negeri ini. Kami tak ingin sok tahu dengan memilihkan pemimpin untuk rakyat. Biar rakyat dan masyarakat sendiri yang memilih pemimpin seperti apa yang mereka inginkan,” lanjut Ali.
Menurut Ali, NasDem berupaya agar nantinya capres hasil konvensi dapat diterima koalisi. Saat ini, pihaknya tengah melakukan penjajakan dan mengajak parpol yang memenuhi ambang batas untuk berkoalisi.
“Nantinya, koalisi parpol sudah punya keputusan, capres yang akan diusung adalah pemenang konvensi,” tegas Ali.
Ali menyadari setiap parpol memiliki metodologi sendiri dalam mencari pemimpin. Namun, ia optimis capres hasil konvensi NasDem bisa diterima dan didukung koalisi.
“Kami punya harapan, metode yang digulirkan ini mendapat dukungan. Dengan begitu, koalisi bisa memenuhi syarat untuk mengusung capres. Kami optimis berhasil. Hari ini ada beberapa parpol yang intens melakukan komunikasi,” kata Ali.
Pada kesempatan ini, Ali juga memberi penjelasan terkait isu kedekatan Surya Paloh dengan Anies Baswedan. Kedekatan Ketum dengan Anies sebenarnya biasa saja. Hubungan NasDem dengan Anies pun sama seperti dengan kepala daerah lain. Perlu diingat, dalam Pilkada DKI 2017, kami bukan partai pendukung Anies,” jelas Ali.
Kedatangan Anies dalam Kongres NasDem pada 2019 hal yang biasa. Karena Anies berkunjung sebagai Gubernur DKI Jakarta. “Setelah itu, tidak pernah ketemu lagi. Ketum (Paloh) sebenarnya dekat dengan banyak tokoh. Jika dibandingkan pertemuan dengan Anies, Ketum lebih sering bertemu dengan Emil dan Khofifah,” ujarnya.
Terkait NasDem yang beberapa kali membela Anies, Ali menilai NasDem hanya ingin berlaku adil. “Kadang kala ada hal yang keliru, kami kritik. Kalau ada yang menurut kami benar, kami berikan apresiasi. Penilaian itu bukan atas dasar kebencian. Semua tokoh itu sama derajatnya. Jadi, sekali lagi, tidak benar kalau konvensi hanya untuk orang tertentu,” pungkas Ali.*[Ril/voa-islam.com]