View Full Version
Ahad, 27 Jun 2021

Lima Hal Ini Perburuk Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia

JAKARTA (voa-islam.com) – Dalam forum Resepsi Milad 50 Tahun RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Rabu (23/6) Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan catatan bahwa setidaknya ada lima masalah pokok yang ikut memperburuk penanganan Covid-19 di Indonesia.

Pertama, masalah tersebut adalah banyaknya masyarakat yang enggan memperhatikan ahli pandemi (epidemiolog) dan justru mengikuti tokoh-tokoh yang terus mempromosikan pemikiran konspirasi soal Covid dan Vaksin.

“Karena kalau terus-terusan dikembangkan pandangan Anti Covid, Anti Vaksin itu masyarakat lengah, kemudian mereka yang kerja di rumah sakit tambah berat beban kerjanya dan itu kan tidak mustahil menciptakan disharmoni di kalangan masyarakat,” jelas Haedar.

Masalah kedua, menurut Haedar adalah pernyataan kelompok anti Covid dan anti Vaksin itu yang terus menganggap bahwa pasien dan korban meninggal karena Covid adalah rekayasa semata.

Besarnya dukungan masyarakat kepada mereka tak dipungkiri Haedar juga berasal dari masalah ketiga, yaitu kebijakan Pemerintah baik pusat dan daerah yang kerap disharmoni dan inkonsisten.

“Ini biasanya sering ada disharmoni antar pusat, antar daerah, antar bidang. Di satu sisi melarang mudik, tapi bidang lain membuka wisata. Nah, ini kan tidak harmonis sebenarnya,” kritik Haedar seperti dilansir laman resmi muhammadiyah.or.id.

Masalah keempat, bagi Haedar adalah karakter masyarakat yang dikenal tidak disiplin, suka melanggar dan apatis.

“Sebagian masyarakat mungkin karena sudah lelah, sudah capek, sudah bosan, lalu tidak disiplin lagi. Menganggap remeh, menganggap enteng, padahal itu dampaknya luas,” terangnya.

Masalah kelima, menurut Haedar adalah dampak pandemi sendiri yang menambah beban baik dari sektor ekonomi maupun budaya. Apalagi Pemerintah menurutnya seringkali bimbang antara memulihkan ekonomi atau memulihkan kesehatan masyarakat.

“Dengan lima hal itu tidak membuat kita pesimis. Tapi musibah ini berat bukan karena musibahnya, tapi karena sikap kita dalam menghadapi musibah yang tidak selalu seirama, sejalan dan harmonis yang membuat musibah itu semakin berat,” jelasnya.

Untuk menghadapi pandemi dengan lima masalah tambahan ini, Haedar berpesan agar terus menghadapi dengan kesabaran, kebersamaan, tidak saling menyalahkan dan mengembangkan berbagai sisi positif dari pandemi.

“Musibah itu selalu dalam kuasa Allah. Kita ikhtiar yang maksimal, kita munajat kepada Allah yang maksimal, kita bangun kebersamaan yang maksimal tapi juga pasrah, berdoa dan terus memohon pada Allah agar Allah meringankan dan mencabut musibah ini,” tutupnya.


latestnews

View Full Version