View Full Version
Selasa, 31 Aug 2021

Politisi PKS: Pemerintah Tidak Sejalan dalam Impor Beras

JAKARTA (voa-islam.com)--Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PKS, Hermanto mengungkapkan, belakangan ini secara diam-diam beras impor masuk ke Indonesia.

Akibatnya, kata Hermanto, petani dalam negeri dirugikan. Hermanto pun meminta Pemerintah terbuka menjelaskan hal tersebut agar rakyat tahu apa terjadi.

“Sejauh ini Presiden Jokowi sudah mewanti-wanti bahwa Indonesia tidak perlu melakukan impor beras di tahun 2021 ini. Tetapi kejadian di lapangan, secara diam-diam beras impor masuk ke Indonesia,” ujar Hermanto dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV dengan Bulog, Senin (30/08/2021).

Impor beras tersebut, kata Hermanto, bisa terjadi karena menteri-menteri terkait tidak seirama dalam mengimplementasikan arahan Presiden Jokowi. “Satu sisi, Menteri Pertanian dan Dirut Bulog mengatakan terjadi surplus beras dari hasil panen petani dalam negeri sehingga cukup untuk kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia. Namun disisi lain, data BPS menunjukkan tahun 2021 ini terjadi impor beras”, tutur legislator dari FPKS DPR ini.

BPS melaporkan, secara kumulatif sepanjang Januari hingga Juli 2021, Indonesia sudah melakukan impor beras sebanyak 242,9 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 110,2 juta. Realisasi impor beras pada Januari-Juli 2021 tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi impor beras pada periode yang sama tahun lalu, baik secara volume dan nilai, di mana pada tahun lalu volumenya mencapai 185 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 108,13 juta.

“Ini berarti ada Kementerian lain yang memberi izin impor beras secara diam-diam, sehingga beras tersebut beredar di pasar dalam negeri,” ucap Hermanto.

Hermanto mendesak agar Pemerintah menyelesaikan ketidakharmonisan hubungan antar Kementerian/Lembaga yang terkait impor beras dalam rapat terbatas sehubungan tidak sinkronnya antara kebijakan pembatasan dan implementasi impor beras.

“Apalagi sekarang sudah terbentuk Badan Pangan Nasional. Gonjang ganjing masalah impor beras dan cadangan beras yang berasal dari impor yang umurnya sudah tiga tahun, mestinya sudah dapat diatasi,” papar Hermanto.

Hermanto berharap, kebijakan pangan menguntungkan petani dalam negeri.

“Caranya: batasi impor, tingkatkan kualitas beras petani dan serap beras petani saat panen raya untuk stabilisasi harga beras dan kesejahteraan petani,” pungkas legislator dari Dapil Sumbar I ini.*[Ril/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version