JAKARTA (voa-islam.com)--Sejak memimpin DKI Jakarta dan banyak melakukan terobosan serta meraih berbagai penghargaan baik skala nasional maupun internasional, Gubernur Anies Baswedan kerap mendapat berbagai tudingan dari lawan-lawan politiknya.
Situasi seperti ini sejatinya hal yang biasa dalam negara demokrasi seperti Indonesia terlebih menjelang kontestasi Pilpres 2024. Namun, di alam demokrasi yang sejatinya juga merupakan diskursus intelektual berbagai tudingan juga harus substansial bukan tendensius apalagi mendegradasi capaian dan pribadi seseorang.
Anggota DPD RI yang juga Senator Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, berbagai tudingan bahkan serangan yang sering dialamatkan kepada Anies Baswedan selama memimpin Jakarta adalah risiko menjadi seorang pemimpin. Fahira memuji sikap Anies yang menghadapi semua serangan kepadanya secara elegan dan tidak reaktif. Seorang pemimpin di level manapun memang dituntut mempunyai hati dan pikiran yang lebih besar sehingga mampu menampung semua tudingan dan menjawabnya dengan narasi yang cerdas dan kinerja yang benar.
“Semua janji kampanye Pak Anies direalisasikan dengan baik. Bahkan beliau melunasi janji pemimpin Jakarta sebelumnya yang belum terealisasi. Dari sisi penanggulangan Covid-19, data dan fakta menunjukkan Jakarta salah satu yang terbaik di Indonesia. Terkait Formula E, mayoritas fraksi di DPRD menganggapnya tidak ada masalah. Selama Pak Anies memimpin Ibu Kota berbagai penghargaan baik yang skala nasional dan dunia silih berganti datang. Bahkan Pak Anies membangun kembali rumah warga yang sudah rata dengan tanah akibat digusur di Kampung Akuarium. Jadi letak pembohongnya di mana? Kinerja yang baik inilah yang menjadi salah satu faktor kenapa dalam tiap survei capres, posisi Pak Anies selalu berada di atas. Jadi mungkin berbagai tudingan ini karena survei Pak Anies bagus terus,” ujar Fahira Idris lewat keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Menurut Fahira, sebagai Senator Jakarta yang kerap turun langsung ke warga di berbagai wilayah Jakarta untuk berdialog dan melakukan pengawasan, dirinya menemukan fakta bahwa mayoritas warga Jakarta puas dengan kinerja Gubernur Anies Baswedan selama memimpin Ibu Kota. Salah satu faktor kepuasaan itu dikarenakan warga melihat ada perubahan paradigma pembangunan di Jakarta. Jika dulu warga dianggap sebagai masalah, tetapi selama tiga tahun terakhir ini warga menjadi bagian dari solusi pembangunan. Salah satu contoh konkretnya adalah pembangunan Kampung Susun Akuarium.
“Jadi tudingan pembohong dan tidak layak maju pilpres itu pernyataan yang tendensius karena tidak berdasarkan fakta. Tetapi sekali ini, silahkan saja melakukan tudingan yang bersifat tendensius karena ini negara demokrasi. Toh, yang menilai performa dan kinerja Pak Anies masyarakat luas. Warga sudah cerdas dan tidak akan mudah terhasut oleh pernyataan-pernyataan tendensius seperti itu,” pungkas Fahira Idris.*[Ril/voa-islam.com]