View Full Version
Senin, 06 Dec 2021

Pengungsi Banyak yang Bunuh Diri, Solidarity Indonesia for Refugee Minta UNHCR Peduli

JAKARTA (voa-islam.com)--Solidarity Indonesia for Refugee (SIR) meminta Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) merespon segala keluhan para pengungsi di Indonesia. SIR menilai UNCHR tidak serius mengatasi masalah pengungsi yang saat ini sedang transit di Indonesia menuju negara ketiga sehingga banyak pengungsi depresi.

"Bukti UNCHR tidak serius mengatasi persoalan ini dari banyaknya warga international di Indonesia yang sedang mencari suaka dan pengungsi depresi. Trakhir pengungsi dari Afghanistan yang teransit di Medan bakar diri," kata Pendiri SIR Ali Yusuf kepada wartawan Sabtu, (3/11). 

Ali Yusuf mengatakan, aksi bakar diri pengungsi Afghanistan di depan kantor UNHCR di Gedung CIMB Niaga di Jalan Imam Bonjol, Medan, Sumatera Utara, pada Selasa (30/11) ini merupakan bentuk protes para pengungsi kepada UNHCR. Mereka depresi karena UNHCR tidak bisa merespon keluhan mereka yang ingin segera diterbangkan ke kenegara ketiga. 

"Fakta di lapangan, UNHCR kurang respon terhadap nasib pengungsi di Indonesia.  Salah satu bukitnya mereka tidak difasilitasi ketika ingin berkomunikasi dengan UNHCR," katanya.

Ali Yusuf menegaskan, jika UNHCR memfasilitasi keluhan mereka para pengungsi tidak akan menggelar aksi di depan kantor UNHCR di seluruh Indonesia. Seperti kita ketahui aksi yang dilakukan para pengungsi ini ialah dengan menginap di depan kantor UNHCR dan aksi lain sebagi bentuk protes.

"Hari ini tepat pukul 11.26 Sabtu (4/12) saya menerima laporan ada aksi jahit mulut di depan gedung UNHCR Pekanbaru," ujarnya.

Ali Yusuf meminta, UNHCR seger respon aksi mereka agar tidak terjadi yang membahayakan para pengungsi. Jangan sampai keterlambatan mereka menemui para pengungsi yang sedang aksi jahit mulut dapat melukainya, bahkan bisa menghilangkan nyawanya. 

"Atas nama kemanusiaan UNHCR tolong temui mereka jelaskan bahwa UNHCR sedang mencarikan solusi untuk mereka," katanya.

Ali menilai, aksi-aksi yang dilakukan pengungsi di setiap daerah di Indonesia, mulai dari menginap di jalan, demonstrasi, bunuh diri dan bakar diri kemarin di Medan itu mencoreng nama baik Pemerintah Indonesia. Untuk itu UNHCR mekaukan pendekatan persuasif kepada para pengungsi agar mereka tidak melakukan aksi yang membahayakan dirinya.

"Dunia akan menilai Indonesia abai terhadap warga international. Sebagai bentuk kepedulian negara kita, Presiden Jokowi telah mengeluarkan Peraturan Presiden (PERPRES) No. 125 Tahun 2016 tentang penanganan pengungsi dari luar negeri," kata Ali.

Sementara itu Direktur Eksekutif Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga SIR, Maryam bahwa aksi bakar diri yang terjadi di Medan bukan yang pertama kalinya. Masih banyak aksi serupa yang harus segera direspon UNHCR dan dicarikan solusinya.

"Kami meminta UNHCR atasi persoalan ini," kata Maryam menambahkan. Berdasarkan data di lapangan yang sempat kami temui bahwa sekitar 20 orang mencoba bunuh diri, 14 orang meninggal dan 6 orang berhasil diselamatkan," katanya.

Maryam memastikan, apa yang terjadi kepada pengungsi ini merupakan masalah serius yang mesti diselesaikan UNHCR. Kejadian serius ini dikarenakan UNCHR tidak dapa memberikan kepastian akurat dan pasti kepada para pengungsi yang sudah tinggal di Indonesia 4-21 tahun lebih.

"Mereka tersebar di Batam, Bogor, Jakarta, Tangerang, Manado, Surabaya, Makassar, Tanjung Pinang, Pekan Baru dan Medan," katanya.

Sementara itu, saat ditemui SIR, Menhar (19) pengungsi asal Afghanistan mengaku UNHCR tidak pernah peduli terhadap nasib pengungsi. Sebagai bentuk kepedulian, kata dia UNHCR bisa menemui mereka setiap harinya agar tidak depresi untuk sekedar berbagai informasi dan berbagi manfaat lainnya.

"Lebih baik kami dibunuh satu-satu daripada dijadikan seperti hewan, terkatung-katung di sini. Nggak bisa sekolah, kerja dan tempat layak untuk kami. Boleh dilihat, gedung UNCHR ini hanya menampung kami tanpa perhatian serius. Mereka keluar dengan mobil, sedangkan kami hanya butuh dikirim ke negara selanjutnya. Saya harus bantu-bantu membersihkan jalanan dan tukang sampah untuk mendapatkan uang," jelas Menhar, pengungsi Afghanistan yang berusia 19 tahun. 

Menhar sudah berada di Indonesia 4 tahun sejak tahun 2017 terpaksa menjadi pengungsi karena kondusi permasalah dunia yang cukup serius di negaranya, sepertk masalah agama, peperangan dan aksi pembunuhan. Menhar kecewa dengan janji-janji UNCHR untuk proses status para pengungsi. Segala cara upaya telah ia lakukan demi memperjuangkan hak saudara sesama pengungsi namun hasilnya nihil.

"Kalau kami demo terus di depan kantor ini, maka proses kami tidak akan dilanjutkan dan bahkan polisi akan menangkap kami," timpalnya. Sudah banyak aksi yang kami lakukan. Kami nggak butuh makan dan tempat tinggal, air bersih. Tetapi, kami butuh status tetap biar jelas. Capek seperti ini."

Maryam mengatakan, apa yang disampaikan Menhar perlu diresepon. UNHCR harus lebih terbuka bagaimana penetapan status pengungsi satu dengan pengungsi lainnya.

"SIR sendiri melihat ini adalah bentuk diskriminasi dan wajib ditangani lebih transparansi dan efektif meninjau banyak korban yang mesti menanggung nasib yang tidak baik di negara ini," katanya.

 

Tentang Solidaritas Indonesia untuk Pengungsi atau SIR. 

Lembaga ini dibentuk tahun 2018 dan merupakan lembaga advokasi bagi para pengungsi dan pencari suaka yang ada di Indonesia. Lahirnya lembaga ini terinspirasi dari Al-Quran surah An-Nisa ayat 97 dan surah Al-Ankabut ayat 56.  

Dalam surah Al-Ankabut, Allah SWT memberi tahu bahwa bumi yang diciptakannya sangat luas. "Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Sungguh, bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku.” Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan melalui ayat tersebut, Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar berhijrah dari suatu negeri di mana mereka tidak dapat menegakkan agamanya menuju ke negeri lain. 

“Dan ini telah dilakukan oleh Para Pengungsi. Atas dasar ini, kita perlu mendukung mereka dalam melakukan perjalanan ke suatu negara (ke negara ketiga yang mereka tuju).”

Surah An-Nisa 97 juga demikian menyuruh orang yang tertindas di negerinya untuk hijrah ke negara yang lebih aman. Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi sendiri, mereka (para malaikat) bertanya, “Bagaimana kamu ini? Mereka menjawab, “Kami orang-orang yang tertindas di bumi (Mekah).” Mereka (para malaikat) bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?” Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali. 

Maka dengan melibatkan lembaga SIR, kami ingin menjalankan syariat (perintah) Allah SWT yang di dalam Al-Quran. Sebaik-baik manusia adalah bermanfaat untuk orang lain, sekaligus menghormati dan mengenang perjuangan para nabi yang hijrah meninggalkan negerinya ketika agama, jiwa, akal dan keturunan mereka terancam.  Di antara para nabi yang mengungsi adalah Musa dan Nabi Muhammad. 

"Inilah semangat SIR ini didirikan."*[Ril/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version