JAKARTA--Departemen agama menerbitkan dua buku pedoman pesantren. Yaitu Pedoman Pondok Pesantren Salafiyah dan Pedoman Pengembangan Kurikulum Pesantren. Buku ini akan disebarkan ke pesantren-pesantren setelah turunnya Peraturan Menteri Agama (PMA) yang menjadi bagian dari Program 100 Hari Pemerintahan SBY.
Ini ditegaskan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Depag RI Choirul Fuad Yusuf dalam perbincangan dengan Republika di Jakarta, kemarin. Menurutnya, dua buku pedoman itu berisi arahan dari Depag untuk pengembangan pesantren dan tidak bersifat memaksa.
Menurutnya, pesantren menjadi tumpuan harapan masyarakat untuk mewujudkan pendidikan yang terbaik bagi pembangunan bangsa. Oleh karena itu setiap lembaga pesantren harus mempunyai standar yang terukur. ''Buku pedoman yang kita buat ini menawarkan patokan tengah, atau katakanlah standar minimal, karena di tengah harapan masyarakat yang begitu besar pesantren harus punya standar. Pedoman ini akan menjadi instrumen bai penataan pendidikan pesantren,'' ucapnya.
Buku Pedoman Pondok Pesantren Salafiyah berisi penjelasan mengenai definisi pesantren salafiyah atau biasa disebut pesantren tradisional, peranannya, masalah yang sedang dihadari, serta posisinya dalam Sistem Pendidikan Nasional.
Buku pertama ini juga berisi syarat dan prosesedur pendirian pesantren salafiyah, manajemen pengelolaan, pedoman metode pembelajaran, standarisasi kitab yang diajarkan, sampai agenda aksi dan program pengembangannya.
Sementara buku kedua atau Pedoman Pengembangan Kurikulum Pesantren berisi catatan sejarah mengenai pesantren, beberapa tipe pesantren dan jenjang pendidikannya. Lebih khusus buku ini berkonsentrasi pada aspek pengembangan kurikulum pesantren, standar kompetensi dan strategi pembelajarannya.