JEDDAH--Malaysia, Arab Saudi dan negara-negara muslim lainnya tengah membicarakan rencana proyek pembuatan film bersama. Hal tersebut menjadi salah satu pembicaraan utama dalam Islamic Film Festival Week 2009 lalu di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Selama kunjungan kami ke Islamic Film Festival Week 2009 di Kuala Lumpur, pihak berwenang dari beberapa negara-negara Muslim mengusulkan pembentukan pusat film Islam, di mana semua negara-negara muslim dapat berkolaborasi untuk membuat film," kata Mamdouh Salem, seorang pembuat film dari Distribusi dan Produksi Media Rowad, di Jeddah, Ahad (17/1).
"Direktur festival, Hayati Othman, juga mengatakan kepada delegasi Saudi, tentang keinginannya membentuk kerjasama dalam pembuatan film Islam dengan Arab Saudi. Hal untuk melawan sentimen anti-Muslim yang marak di industri film arus besar," tutur Mamdouh.
Dalam perhelatan Pusat Nasional industri film Malaysia "FINAS," yang didirikan oleh Pemerintah Malaysia pada tahun 1981, Othman, menurut Mamdouh, juga memberi penjelasan kepada delegasi Saudi tentang promosi kerjasama antara negara-negara muslim 'dua industri film.
Menurut Mamdouh, pusat modern dan studio canggih yang dirancang untuk mendorong pengembangan dan produksi film di Malaysia sesuai dengan standar internasional. "Pusat film di sana telah menyediakan sejumlah layanan untuk pelatihan," imbuhnya
"Penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk industri film, serta layanan konsultasi untuk para pembuat film untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mereka, juga telah ada" kata Salem.
"Para delegasi Saudi mengunjungi pusat tersebut dan mendapat penjelasan tentang teknik terbaru untuk menciptakan studio film yang kompetitif dan berkelanjutan di berbagai belahan dunia," jelasnya.
"Dalam pidato pembukaan festival, Mahmoud tak ketinggalan memaparkan peran Arab Saudi mendukung budaya dan Islam di bawah bimbingan Penjaga Dua Masjid Suci, yang kini meliputi pula pendirian empat saluran TV baru tentang Al-Qur'an dan Sunnah, budaya dan ekonomi.
Hal ini, jelas Mamdouh, bertujuan meningkatkan pengembangan budaya Saudi di tingkat lokal dan internasional. Ia menekankan inisiatif yang tengah dilakukan itu juga untuk menunjukkan pada publik berbagai aspek dari Islam.
Salah satu contoh karya ialah "Ziarah", yang awal bulan ini diputar di, Smithsonian Museum di Washington. Film yang diproduksi oleh Perpustakaan Raja Abdul Aziz di Riyadh, bekerja sama dengan Pusat Penelitian Raja Faisal dan Studi Islam itu menggambarkan sejarah pembangunan Masjid Agung, Kabah dan situs suci Islam lainnya.
Dalam film tersebut digambarkan pula ritual terkait ibadah Haji dan upaya yang sedang dilakukan pemerintah Saudi untuk meningkatkan pelayanan bagi para jamaah.