AMSTERDAM--Anggota parlemen Belanda Geert Wilders menunduk saat jaksa membacakan 100 pernyataannya yang dinilai menghina Islam, muslim dan para imigran muslim. Wilders menghadapi persidangan karena perbuatan penghinaan yang dilakukannya, bahkan ia pernah membandingkan Alquran dengan buku karangan Hitler, Mein Kampf.
Saat ini kasus Wilder telah sampai pada dakwaan dimana ia dituduh menghasut kebencian terhadap umat Islam, dan pernyataan kebenciannya atas Islam bergaung di seluruh Eropa. Dia adalah salah satu dari politisi-politisi sayap kanan yang memanfaatkan asas kebebasan berbicara di Eropa. Ia mengaku menyuarakan para pemilih yang khawatir melihat perkembangan islam di Eropa.
Politisi flamboyan ini juga dikenal mengenakan pajak bagi perusahaan yang menjual pakaian muslimah dengan alasan mencemari suasana Belanda. Namun penghinaannya yang paling dikenal adalah saat ia membuat film pendek berjudul "Fitna" yang menyinggung perasaan umat Islam di seluruh dunia karena menampilkan ayat-ayat Alquran namun dengan gambar-gambar terorisme.
"Saya sadar kata-kata yang saya gunakan kadang-kadang keras," tuturnya pada hakim di pengadilan.
Ia mengaku tidak bermaksud untuk melukai perasaan orang dan tidak punya alasan apa-apa untuk membenci umat Islam. "Saya punya masalah dengan Islamisasi negara kita karena menurut saya Islam bertolak belakang dengan kebebasan," paparnya.
Pengacara Wilders mengatakan ia tidak bersalah dan meminta dakwaan tersebut dibatalkan. Ia berencana memanggil 17 saksi, diantaranya Mohammed Bouyeri - Seorang muslim kelahiran Belanda yang menjalani hukuman penjara seumur hidup atas pembunuhan brutal terhadap pembuat film Theo van Gogh. Van Gogh dikenal sering membuat pernyataan yang memicu kemarahan umat Islam dan membuat sebuah film dokumenter yang mengkritik Islam. Sejak pembunuhan itu, Wilders selalu berada dalam perlindungan polisi.
Sidang ini akan berlanjut pada awal Maret mendatang. Sementara di luar gedung pengadilan, sebanyak 200 pendukung Wilders berdemonstrasi di luar pengadilan, membawa poster bertuliskan "Hentikan Islamisasi Eropa."
Salah satu pendemo, Jeroen Korthuis, mengakui banyak umat Islam yang baik, sopan dan pekerja keras. "Namun ini tentang jumlah mereka," ungkapnya.
Muslim di Belanda sebagian besar berasal dari Maroko dan Turki dan kini jumlah Muslim di Belanda mencapai sekitar 6 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Belanda. Gelombang imigrasi mMslim ini berlangsung sejak 1980-an.