View Full Version
Senin, 08 Feb 2010

Imam Feisal Abdul Rauf: Menjembatani Islam dan Barat

 


NEW YORK--Seorang imam masjid di New York, Imam Feisal Abdul Rauf, mengungkapkan bahwa ia ingin menjadi sebuah sosok yang mampu membangun jembatan yang menghubungkan antara dunia Islam dan Barat dengan baik untuk memupus rasa saling curiga di antara keduanya.

Abdul Rauf, yang juga merupakan ketua sebuah lembaga bernama Cordoba Initiative, selama ini memang terus berupaya menghapus perasaan saling curiga dan mencoba mewujudkan harmoni antara dunia Islam dan Barat. 

''Tujuan saya adalah menebar harmoni dan perdamaian dunia Islam dan Barat. Peran saya adalah melihat bagaimana kerja saya bisa membantu meningkatkan hubungan antara dua entitas tersebut,'' kata Abdul Rauf, seperti dikutip Islamonline, akhir pekan lalu.

Abdul Rauf mengungkapkan, ia mendirikan Cordoba Initiative pada 2003 untuk menghapus rasa saling tidak percaya antara dunia Islam dan Barat. Langkah awal yang ia lakukan adalah mengidentifikasi sumber-sumber penyebab konflik antara kedua belah pihak tersebut.

Menurut Abdul Rauf, ia telah menuangkan inisiatif tersebut ke dalam serangkaian proyek yang ia yakini menjadi langkah efektif untuk mencapai angan-angannya itu. Proyek itu mencakup bidang politik, agama, dan budaya.

''Insya Allah, proyek-proyek ini membantu mengurangi konflik dan menyelesaikan konflik yang ada dengan baik,'' ujar Abdul Rauf. Ia yakin, langkah-langkahnya akan mampu merekatkan dunia Islam dan Barat dalam kurun waktu satu dekade ke depan.

Lalu, terwujud sebuah kondisi di mana kedua belah pihak saling mengakui dan menghormati satu sama lain. Tentunya, jelas Abdul Rauf, menghindari langkah-langkah yang menyebabkan lahirnya ketegangan yang tak berkesudahan.

Langkah lain yang dirancang Abdul Rauf adalah membangun sebuah pusat kegiatan Islam, yang letaknya dua blok dari Ground Zero di New York. ''Kami ingin melengkapi bangunan itu dengan teknologi yang memadai,'' katanya.

Melalui perlengkapan teknologi, ujar Abdul Rauf, pusat kegiatan Islam itu bisa menampilkan dan mempertunjukkan apa yang dilakukan Muslim di seluruh dunia. Tentu, kata dia, dalam upaya untuk mewujudkan pertalian yang kuat dengan dunia.

Kini, Abdul Rauf juga melakukan serangkaian tur yang disponsori Kementerian Luar Negeri AS untuk mencapai tujuannya itu. Menurut dia, ini merupakan bagian dari upayanya yang besar dan tentu tak bisa dikerjakan satu orang atau satu organisasi saja.

Abdul Rauf mengatakan, untuk mewujudkan harmoni itu, ia harus mampu berbagi dengan pihak lain. Semua pihak, jelas dia, termasuk media, dibutuhkan dalam mewujudkan impiannya itu. ''Kami butuh media dan orang-orang yang mengerti apa yang kami lakukan.''

Dengan alasan ini pulalah, Abdul Rauf menyatakan bahwa ia mempertahankan dukungan dari Pemerintah AS terhadap organisasi yang dipimpinnya. ''Jika saya tak memiliki telinga dari orang-orang yang memiliki kekuatan politik, saya tak tahu isu terkini,'' katanya.

Jadi, jelas Abdul Rauf, jika seseorang ingin memecahkan masalah yang ada, apalagi masalah pelik terkait hubungan Barat dengan dunia Islam, orang atau organisasi tersebut harus memiliki jangkar di setiap tempat yang diyakini bisa memberi bantuan.

Menurut Abdul Rauf, sebagai seorang warga Amerika dan memimpin sebuah organisasi di Amerika, ia harus mematuhi hukum-hukum yang berlaku di sana. Namun, pada intinya, ungkap dia, tanpa terlibat dalam isu besar terkini yang ada di dunia, ia tak bisa memecahkannya.

Abdul Rauf juga meyakini, hubungan dirinya dan Cordoba Initiative dengan Pemerintah AS tak akan menciptakan kecurigaan terhadap dirinya ataupun inisiatif yang ia lontarkan. ''Cordoba Initiative didukung baik oleh Barat ataupun dunia Islam,'' ungkapnya.

Tak hanya Pemerintah AS yang menaruh perhatian atas langkah Abdul Rauf, menurut dia, pemerintah negara lain juga melakukan hal yang sama. Ia menyebut Malaysia, Qatar, Belanda, dan Inggris yang juga memberi dukungan atas langkahnya.  Abdul Rauf memiliki keinginan supaya Cordoba Initiative yang dipimpinnya kelak akan menjadi organisasi, seperti  PBB .

Redaksi - Reporter
Red: 
taqi

latestnews

View Full Version