WASHINGTON - "Anda pria dan bersedia digaji untuk melakukan aksi kekerasan di Asia Selatan dan Eropa? Atau Anda seorang perempuan yang memiliki paspor dan kemampuan melakukan perjalanan ke dan di sekitar Eropa untuk mendukung jihad?" Demikian bunyi sebuah iklan online yang menjadi perbincangan hangat di Pennsylvania akhir tahun lalu. Aparat keamanan pun dibuat sibuk karenanya.
Usut punya usut, pemasang iklan adalah seorang perempuan bernama Collen LaRose, yang menjuluki dirinya Jihad Jane atau Fatima LaRose. Ia pun digelandang aparat keamanan setelah dia diindikasi terlibat konspirasi untuk menyediakan material guna mendukung aksi terorisme di sejumlah negara. Dia ditahan di penjara federal Philadelphia, Pennsylvania. Jika pengadilan membuktikannya bersalah, maka dia dihadapkan pada hukuman penjara di atas 10 tahun dan denda hingga 1 juta dolar AS.
Konspirasi yang melibatkan LaRose dimulai Juni 2008. Ia memposting komentar di situs YouTube dengan nama Jihad Jane yang menyebut dirinya tengah putus asa melakukan sesuatu dan membutuhkan bantuan seseorang untuk membantu Kaum Muslim. Sepanjang Desember 2009 hingga 2009, ia menjalin komunikasi yang intens dengan lima orang lainnya tentang rencana serangan dan siap untuk menjadi martir.
Menurut pejabat di kantor kejaksaan, LaRose dan lima orang lainnya itu kemudian memanfaatkan internet untuk "menyebarkan ide" dan menggalang dana, mendapatkan paspor, dan kemudahan perjalanan.
Iklan LaRose sebetulnya telah berbuah, kata pejabat AS. Ia telah berhasil merekrut beberapa orang untuk bergabung dengan aksinya. "Dia juga telah berhasil mengumpulkan uang dan telah berhasil melakukan kontak dengan teroris di Asia Selatan, Eropa Barat, dan Eropa Timur," tambahnya. Namun sebelum aksinya terwujud, ia keburu dicokok aparat keamanan.
Padahal, kata sumber itu, bila tidak keburu dicokok, dia tengah mematangkan aksi untuk "menggarap" Swedia. Salah satu targetnya, adalah kartunis krits Swedia, Lars Vilks.