JAKARTA -- Kapolri, Jendral Pol Bambang Hendarso Danuri, meyakinkan DNA jenazah tersangka teroris di Pamulang, Tangerang Selatan, yang berinisial YI, cocok dengan data DNA milik Dulmatin. Menurut Kapolri, identifikasi tersebut dapat disimpulkan Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Brigjen Pol Mussadeq jam 10.00 WIB sehingga dapat disampaikan kepada Presiden SBY di Australia.
''Kami laporkan kepada Presiden jam 10.00 WIB sehingga dapat disampaikan di Canbera,'' ungkapnya Kapolri, saat jumpa pers di Mabes Polri di Jakarta, Rabu (10/3).
Kapusdokes Polri, Brigjen Pol Mussadeq, menambahkan polisi tidak mengidentifikasi sidik jari tersangka karena inafis Polri tidak mempunyai data pembandingnya. Oleh karena itu, tersangka diidentifikasi melalui tes DNA. Profil DNA database jenazah yang bersangkutan, ungkapnya, cocok dengan data pembanding Hj Masdiyati (ibu) dan Ali Usman (anak) dari Dulmatin.
Berdasarkan identifikasi tersebut, polisi menyimpulkan bahwa jenazah tersangka cocok 100 persen dengan profil DNA gembong teroris yang paling dicari Polri ini, yang disimpan di database. ''Dengan tingkat kesalahan 1 berbanding 100 triliun,'' ujarnya.
Sebelumnya, ungkap Mussadeq, identifikasi tersangka menggunakan metode identifikasi interpol dvi prosedur. Yakni, tanda-tanda fisik dengan foto super impose. ''Data sekunder yang diperoleh, yaitu tahi lalat, alis mata, dan dagu pun cocok dengan identifikasi tersangka,'' tegasnya.
Sementara, Mussadeq melanjutkan, dua tersangka lainnya diidentifikasi sebagai Hasan dan Ridwan. Kedua orang itu, ungkapnya, merupakan pengawal Dulmatin.