LONDON--Konflik antara Barat dan Muslim masih jauh dari usai, namun adakah yang sengaja menyiram bensin dalam api? Sebuah grup kecil warga Eropa melakukan hal tersebut.
Mereka memprovokasi plot kematian--sedikitnya seorang lagi--dengan membuat karikatur yang menggambarkan Rasul Muhammad dan Al Qur'an. Tentu saja atas nama nilai-nilai Barat.
Dibalik itu semua ada sesuatu yang lebih besar. Kesulitan yang dirasakan warga Eropa kian meningkat setelah pertumbuhan cepat minoritas Muslim. Mereka, secara sepihak merasa penyebaran minoritas di benua tersebut telah menambah pertikaian sipil di masyarakat.
Kejadian-kejadian terbaru--termasuk hasil pemilu mengejutkan yakni kesuksesan partai anti-Islam dari Belanda meraup suara terbanyak, pengajuan undang-undang pelarangan cadar di Perancis, pelarangan menara di Swiss, sekaligus penahanan sejumlah muslim di Irlandia dan AS atas tuduhan plot pembunuhan kartunis Swedia--merupakan tanda peningkatan ketegangan Barat-Muslim.
Seorang kartunis Swedia-yang menjadi target pembunuhan, Lars Vilk, membela diri atas nama kebebasan berbicara ketika ia membuat sketsa hitam putih Rasul Muhammad dengan berbadan anjing pada 2007 lalu. Toh pemerintah juga berkomentar, sikap Lars menjadikan ia di berada di titik target plot pembunuhan oleh para ekstrimis, termasuk Coolen LaRose, seorang warga Pennsylvania, AS yang beralih ke Muslim. Perempuan berusia 46 tahun itu menamai diri "Jihad Jane".
Terkait terungkapnya plot pembunuhan terhadap dirinya baru-baru ini, Lars, dalam wawancara terkini (14/3) dengan Associated Press mengatakan ia tidak tertarik menyerang Muslim sebagai tujuan akhir. Namun ia ingin menunjukkan bahwa ia dapat membuat karikatur provokatif tentang topik apa pun yang ia inginkan. "Tidak sesuatu yang begitu suci sehingga tak bisa diserang," ujarnya.
Seorang guru besar studi Islam, Jan Hjarpe dari Universitas Lund, selatan Swedia, berlokasi dekat rumah Lars, mengatakan provokasi nyata dan langsung akan membantu melegitimasi ekstrimis Islam. Mereka, menurug Jan, memburu target yang akan memenangkan popularitas di dunia Muslim.
"Karikatur itu memang hampir tidak berefek bagi komunitas Muslim di Swedia, yang menganggap itu angin lalu dan bukan hal menarik. "Justru, ancaman terhadap dia (Lars) berkaitan dengan kelompok ekstrimis yang menunggu pemicu untuk bereaksi," imbuhnya.
Sebuah buku baru yang diapresiasi tinggi berjudul "Refleksi terhadap Revolusi di Eropa," hasil tulisan seorang wartawan, Christopher Caldwell, telah mengetuk diskusi panjang yang kini terus berlangsung, apakah Islam dapat benar-benar berintegrasi dengan masyarakat Eropa. Beberapa melihat hal itu dengan optimisme, meskipun bernada gamang.
"Saya ragu, apakah tatanan liberal begitu lemah dan tak berdaya, apakah semua cerita baru saja usai" ujar kolumnis Washington Post, Anne Applebaum, dalam sebuah ulasannnya.