WASHINGTON--Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Gary Locke, menyatakan negaranya melihat potensi yang sangat besar untuk mengembangkan perdagangan dengan Indonesia. Namun di sisi lain, katanya, Jakarta perlu lebih dulu melakukan reformasi ekonomi jika ingin terus bermitra dengan AS. Ia menyatakan hal itu saat dicegat wartawan yang meminta pendapatnya soal rencana kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia. Kuat desakan agar sang presiden mengurungkan rencananya.
Menurut Locke, Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata dari sisi perdagangan Amerika. "Pemerintah melihat peluang besar di sektor energi karena Indonesia berusaha untuk memenuhi permintaan yang meningkat tajam sementara di sisi lain ada pembatasan emisi karbon dalam kaitan pemanasan global," ujarnya.
Pada ranah ini, Indonesia akan menjadi pasar yang luas untuk teknologi hijau. "Kita harus memastikan bahwa perusahaan-perusahaan Amerika memainkan peran penting dalam transformasi energi ini, dan ini merupakan prioritas kunjungan Presiden Obama," tambahnya.
Locke mengatakan dia akan memimpin delegasi antara 10 sampai 15 orang pengusaha yang bergerak di bidang teknologi hijau ke Indonesia pada bulan Mei untuk menindaklanjuti perjalanan Presiden Obama minggu depan.
Tapi Locke yang berbicara di Centre for Strategic and International Studies, mengatakan bahwa Indonesia perlu melakukan reformasi ekonomi bila ingin tetap bermitra dengan AS. "Nasionalisme ekonomi, ketidakpastian regulasi, perselisihan investasi yang tak terselesaikan, dan kurangnya transparansi hanya akan menghentikan masuknya investor AS ke negeri itu," kata Locke. "Jika Indonesia sedang mencari mitra untuk menangani masalah ini, Amerika Serikat akan dengan senang hati memberikan asistensi."
Locke, tanpa memberikan perincian, menyatakan Presiden Obama akan menandatangani sebuah "kemitraan komprehensif" dengan Indonesia pada perluasan kerjasama di bidang perdagangan, pendidikan, dan bidang lainnya. Maka, katanya, tak ada alasan untuk menunda atau membatalkan lawatan Obama ke Indonesia, Australia, dan Guam.