WASHINGTON--Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Hillary Clinton, akan meminta Israel membuat 'pilihan sulit tapi penting', jika negara itu menginginkan kesepakatan damai dengan Palestina.
Dalam pidato di depan kelompok lobby pro-Israel, Aipac, Clinton akan memperingatkan bahwa status quo tidak bisa dipertahankan. Pernyataannya ini dikemukakan di tengah perselisihan antara AS dan Israel menyangkut rencana pembangunan 1.600 rumah baru untuk pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur.
Ahad lalu (21/3), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di kota itu. Otorita Palestina marah dengan sikap keras Israel yang melakukan pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah pendudukan.
Masalah ini dipandang sebagai penghambat untuk memulai kembali pembicaraan damai yang terhenti lebih dari satu tahun. Hampir 500 ribu warga Yahudi tinggal di 100 pemukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur tahun 1967. Pembangunan ini melanggar hukum internasional namun Israel menyanggahnya.
Dalam pidato di konvensi Aipac yang sangat berpengaruh di Washington ini, Hillary juga akan menggarisbawahi komitmen pemerintah Presiden AS, Barrack Obama 'yang kuat' terhadap Israel.
Hillary telah meminta Netanyahu untuk mengambil langkah guna mengembalikan kepercayaan pada upaya perdamaian, antara lain memperluas penghentian pembangunan gedung baru di Tepi Barat yang juga meliputi Yerusalem Timur. Red: endro
Rep: bbc.co.uk