Dua serangkai arsitek Jepang, Kazuyo Sejima dan Ryue Nishizawa, meraih penghargaan paling bergengsi di dunia arsitektur, Pritzker Prize. Keduanya menang karena menggunakan bahan bangunan sehari-hari untuk menciptakan struktur yang sangat ringan, halus, dan mengalir seperti impian di ruang angkasa.
Karya arsitektur Sejima dan Nishizawa selama ini amat beragam, antara lain museum seni, gedung universitas, dan butik mode yang menyebar di Jepang, Amerika Serikat (AS), maupun Eropa. Upacara penyerahan Pritzker Prize akan dilangsungkan di New York pada Mei 2010.
Sejima dan Nishizawa, yang merupakan mitra dalam perusahaan Sanaa, mengatakan bahwa mereka tidak bekerja dalam tradisi arsitektur Jepang.
Namun keduanya mengakui mendapat pengaruh karakter bangunan Jepang, dengan ciri metode konstruksi yang cermat, bahan bangunan yang ringan, serta serapan batas-batas ruang luar dan dalam.
"Jika Anda melihat kuil Jepang yang terbuat dari kayu, maka Anda akan bisa melihat bagaimana arstektur dibuat," kata Nishizawa.
"Arsitektur Jepang memiliki konstruksi yang jelas dan transparan serta amat sederhana. Saya rasa itulah salah satu hal besar yang mempengaruhi kami.''
Beberapa proyek mereka yang disebut oleh dewan juri Pritzker antara lain adalah gedung Christian Dior di pusat perbelanjaan Omotesando di Tokyo dan Paviliun Kaca di Museum Seni di Toledo, Spanyol.
Selain itu, karya Sejima dan Nishizawa yang juga disebut dewan juri adalah bangunan Institut Teknologi Federal Swiss dan Pusat Pendidikan Rolex yang baru.
Pusat pendidikan Rolex itu terdiri dari bangunan satu lantai dengan struktur kaca di lokasi empat hektar dan ada celah di beberapa tempat untuk memungkinkan sinar masuk ke dalam. Red: endro
Rep:
Sumber: bbc.co.uk