JAKARTA-–Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) meminta agar Kongres Umat Islam kian diperluas. DDII mengusulkan agar tiga organisasi masssa Islam: Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI), dan Majelis Mujahidin Indonesia diikutsertakan.
Alasannya, ketiga lembaga itu memiliki ideologi keyakinan sama dengan sebagian besar Ormas Islam di Indonesia. Karena itu, mereka memiliki hak sama dengan Ormas Islam lain untuk menghadiri perhelatan umat Islam terbesar Indonesia itu.
''HTI, FPI, dan MMI seharusnya diajak karena secara ideologis tidak ada perbedaan, jadi mestinya diikutkan,'' kata Ketua Umum DDII, Suhada Bahri, Kamis (8/4) di Jakarta. Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) akan dilaksanakan 7-10 Mei mendatang.
Suhada bisa memahami bila panitia kongres tidak mengikutsertakan Ahmadiyah dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia. Keduanya dinilai memiliki keyakinan menyimpang dibandingkan berbagai ormas lain.
Ahmadiyah mengakui adanya nabi setelah Muhammad, sedangkan LDII menganggap umat Islam di luar golongan mereka sebagai kafir. ''Tapi kalau FPI, HTI, dan MMI tidak diikutsertakan padahal keyakinan mereka tidak ada masalah, saya khawatir mereka akan merasa disamakan dengan Ahmadiyah,'' kilahnya.
Alasan lain pentingnya FPI, HTI, dan MMI ikut dalam kongres, menurut Suhada, karena ketiganya juga memiliki konsep ekonomi yang bisa menjadi masukan bagi kongres. Terutama HTI yang memiliki konsep ekonomi Islam cukup radikal yang bisa mewarnai diskusi kongres untuk mengembalikan kejayaan ekonomi umat.
Ketua Panitia Pelaksana KUII, Ichwan Syam, menyebutkan kongres memang tidak melibatkan sejumlah ormas. Namun, dia tak menjelaskan alasan tak melibatkan beberapa ormas Islam itu.
Red: Arif Supriyono
Rep: M Bachrul Ilmi