Halima menikah ketika berusia 14 tahun dengan suaminya yang berusia 70 tahun. Saya diantar seorang gadis remaja sekitar 15 tahun, berpakaian warna emas berkilau, ke sebuah vila di pekarangan luas. Halima Hassan adalah pemilik rumah mewah itu.
Saya berada di Eyl, sebuah kota kecil di Puntland, yaitu wilayah semi-otonom di Somalia. Kota ini dulu merupakan pelabuhan nelayan, tetapi sekarang berubah menjadi pusat bisnis pembajakan kapal. Simbol pergeseran ini terlihat dari sebuah perahu kayu yang teronggok di pantai pasir, sementara sekitar 300 meter dari sana berdiri rumah-rumah megah milik orang kaya baru. Salah satunya milik suami Halima Hassan, seorang bajak laut.
Suami saya terlibat langsung bisnis pembajakan ini. Dia berumur 70 tahun dan kami menikah tahun lalu, ketika saya masih 14 tahun. Orangtua saya miskin, dan itulah alasannya saya dikawinkan dengan dia. Seorang pria tua penduduk di Eyl bercerita pada saya, dia sudah sering diminta memfasilitasi perundingan antara bajak laut dan pihak orangtua. Para perompak mempersembahkan Khamis (jubah yang dikenakan umat Islam), tongkat berlapis emas, minyak wangi, unta dan uang adalah barang yang sangat diminati.
Menurut dia, perompakan di lepas pantai Somalia telah merusak moral masyarakat untuk menukar kecantikan dengan uang. Untuk bisa dinikahi perompak, gadis-gadis ini harus berparas cantik sekali. Semakin cantik, maka semakin besar kemungkinan dipersunting perompak dan semakin besar pula upeti yang diperoleh orangtua.
Tapi saya tidak melihat ada kekeliruan dari pernikahannya dengan seorang perompak, dan cara suaminya mendapatkan uang. Ini adalah bisnis yang bagus. Dua Toyota Prado four-wheel drive pun diparkir di pekarangan vila nya yang luas itu. Kalau bukan dari pembajakan, bagaimana aku bisa punya ini semua? Ini adalah bisnis yang baik.
Tidak semua istri bajak laut merasa nyaman dengan gaya hidup itu. Fatuma wanita 24 tahun, tinggal tidak jauh dari vila Halima, termasuk di antaranya. Rumahnya besar, tapi tidak menyolok seperti milik Halima. Dia juga menikah dengan bajak laut. "Kadang-kadang aku bertanya-tanya, apakah baik memberi makan anak dengan uang ini," kata Fatuma dengan suara emosional.
Red: irf
Sumber: radio netherlands