REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA--Sebuah keluhan terlontar dari The Council on American-Islamic Relations (CAIR). Organisasi ini menyayangkan tak adanya respons memadai atas peristiwa ledakan bom di luar masjid di Florida, Amerika Serikat (AS). Terutama, dari para pejabat publik dan media massa nasional. Paling tidak, ini menunjukkan bagaimana nasib umat Islam di Amerika. Di negara ini, Islam terus menghadapi kampanye hitam atau kampanye negatif (black campaign)
Direktur Eksekutif CAIR, Nihad Awad, mengungkapkan, ledakan itu terjadi di luar masjid yang merupakan bagian dari Islamic Center of Northeast Florida di Jacksonville, Senin (10/5) malam lalu. Menurut dia, liputan media atas kejadian itu sangat dibatasi.
"Tak ada pula kecaman pejabat dan publik di tingkat nasional atas peristiwa itu," kata Awad seperti dikutip Arab News, Jumat (14/5). Ini merupakan hal yang sangat mengganggu. Di luar Florida, sesama warga AS benar-benar kurang peduli pada ledakan bom yang terjadi di sebuah tempat ibadah AS.
"Seseorang bisa membayangkan bagaimana respons publik dan media jika seseorang dengan nama Muslim merupakan pelaku serangan teror tersebut," kata Awad. Ia menambahkan, para penegak hukum, baik di tingkat lokal, negara bagian, maupun nasional, memang sedang melakukan penyelidikan.
Mereka memperkirakan, serangan itu merupakan aksi terorisme domestik. Di sisi lain, Awad mengungkapkan, pada Rabu (12/5), CAIR menawarkan pundi-pundi sebanyak 5.000 dolar AS.
Ini diberikan kepada pemberi informasi yang akan menggiring pada penangkapan para pelaku. Bagaimanapun, Awad mengucapkan terima kasih atas langkah penegak hukum lokal dan negara bagian melakukan penyelidikan.
Namun, ia tetap menyayangkan liputan media massa nasional yang tak masif, seperti jika ada seseorang memiliki nama Muslim diduga melakukan tindakan teror. Awad mengakui, ada satu media nasional yang melaporkan serangan bom itu, yaitu AOL News. Menurut dia, ledakan bom di Islamic Center of Northeast Florida itu mengindikasikan berkembangnya suasana sentimen anti-Muslim, terutama di Florida.
Paling tidak, jelas Awad, serangkaian kejadian sebelumnya menunjukkan peningkatan sentimen tersebut. Pekan lalu, ungkap Awad, CAIR meminta pimpinan Partai Republik di tingkat nasional untuk menarik iklan kampanye yang dilakukan oleh salah satu anggotanya di Florida.
CAIR menilai bahwa kampanye tersebut mengandung unsur Islamofobia. Ia menambahkan, sebulan lalu seorang profesor Muslim akhirnya terpilih menjadi anggota Komisi HAM di Jacksonville, Florida. Namun, sang profesor harus terlebih dahulu melewati beragam rintangan. Terutama, ungkap Awad, kampanye negatif terkait dengan keyakinan yang dianut oleh sang profesor.
Ia menyatakan, sebelumnya pemimpin sebuah kelompok anti-Islam, ACT! for America, selalu mendengungkan agar Muslim tak diizinkan untuk mengisi jabatan publik. Kampanye negatif terhadap Islam juga pernah terjadi di Miami. Kampanye tersebut dipasang pada sejumlah badan bus.
Red: irf
Rep: ferry kisihandi