REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ekonomi menjadi masalah darurat bagi kaum dhuafa. Melihat semakin bertambahnya angka kemiskinan di Indonesia, Baznas meluncurkan lembaga keuangan mikro syariah untuk memberdayakan mustahik. Dengan nama Baitul Qiradh Baznas (BQB), diharapkan lembaga keuangan ini dapat memfokuskan diri pada pembiayaan sektor usaha mikro kecil yang belum terlayani oleh bank.
Baitul Qiradh, salah satu program dari Indonesia Makmur Baznas serta bagian dari program pendayagunaan ZIS untuk meningkatkan kesejahteraan kaum fakir miskin. Dengan tujuan untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat lapisan bawah dalam bidang ekonomi, program layanan ini diberikan dalam bentuk pinjaman qardhul hasan (pinjaman tanpa bunga ataupun bagi hasil) kepada masyarakat agar terlepas dari jeratan rentenir.
Sumber dana untuk qardhul hasan bersumber dari dana zakat yang dikelola Baznas. Di samping itu, BQB juga mengeluarkan produk komersial syariah berupa simpanan dan pembiayaan. "Rentenir menjadi hantu yang sangat menakutkan bagi para pedagang. Tapi dalam kondisi terjepit, pedagang sering kali menggunakan jasa rentenir untuk meminjam uang agar usaha mereka bisa tetap berjalan," ungkap Mujiburrohman, Manajer BQB.
Menurut Mujiburrohman, selama ini BQB membidik para pengguna jasa rentenir agar mereka tidak menggunakan rentenir lagi dalam meminjamkan uang. Alasan BQB membidik segmen ini karena para pedagang pasar, Pedagang Kaki Lima (PKL), pedagang keliling dan pewarung permukiman menjadi segmen market utama para rentenir. Mereka selama ini lebih banyak meminjam ke rentenir dengan bunga tinggi.
Sejak didirikan 26 Februari lalu sampai saat ini, sudah lebih dari 100 usaha terbantu lewat pelayanan Baitul Qiradh Baznas. "Dalam tiga bulan ini kami baru mengucurkan dana Rp 131.700.000 untuk membantu 102 orang yang sedang menjalankan usahanya. Target untuk tahun ini kami membutuhkan Rp 1 miliar untuk memberikan pembiayaan kepada 500 UMK di wilayah Jabodetabek" jelas Mujiburrohman.
Peluang membantu usaha menengah ke bawah ini terbuka lebar. Dari 151 Pasar dengan 65 ribu pedagang di DKI Jakarta, terdapat 120 koperasi pasar. Ironisnya, dari 120 koperasi pasar tersebut, yang masih dalam kondisi sehat hanya 25 persen, sedangkan 25 persen sudah sekarat dan 50 persen sudah mati.
Sampai saat ini Baznas telah membentuk Baitul Qiradh (BQ) di berbagai daerah, seperti BQ Baiturrahman Baznas Madani, BQ Al-Fatah Baznas Madani dan BQ Nanggroe Baitul Maal di Provinsi Aceh yang kini memiliki asset Rp 2,5 miliar. Selain itu Baznas telah mengembangkan 20 baitul baal desa di Daerah Istimewa Yogjakarta dan Jawa Timur.
Red: irf