REPUBLIKA.CO.ID, NASHVILLE, TENNESE, AS--Kandidat gubernur Tennesse, AS, dari partai Republik, Ron Ramsey, mendapat kritik tajam dari kelompok advokasi Muslim nasional. Pasalnya Ron dalam sebuah pernyataan di depan publik sempat mempertanyakan apakah Islam cenderung sebuah pengultusan ketimbang sebuah agama.
Dalam sebuah acara di Chattanoga, awal bulan ini, Ramsey berkata, "Anda dapat berargumen apakah menjadi seorang Muslim sebenarnya memeluk agama, ataukah itu sebuah nasionalisme, cara hidup, pengultusan atau apa pun yang ingin anda sebut?"
Jurubicara Dewan Hubungan Amerika Islam (CAIR), Ibrahim Hooper, mengatakan komentar Ramsey adalah tanda-tanda tren gangguan di Amerika. Ia menilai nada komentar ingin menyatakan bahwa muslim Amerika seharusnya memiliki hak konstitusi lebih sedikit atau lebih ketat dibanding warga penganut keyakinan lain.
Ibrahim mendesak Ramsey untuk bertemu dengan anggota komunitas Muslim di Tennesse yang ia sebut "mampu menawarkan keseimbangan dan informasi akurat tentang Islam kepadanya."
Ramsey melontarkan pernyataan itu sebagai respon keprihatinannya bahwa sudah terlalu banyak hal dalam Islam yang lebih mirip filosofi politik penuh kekerasan ketimbang agama cinta damai. "Waktunya bagi muslim Amerika yang mencintai negara ini untuk menyatakan perang terhadap jihad kekerasan dan menentang mereka yang mencoba melukai Amerika dengan bermacam komunitas keyakinannya," ujarnya.
Komentar itu muncul di tengah ketegangan emosi kalangan warga AS atas rencana pendirian masjid dan Islamic Center di Murfreesboro, yang sempat memunculkan demo dari kedua pihak, pendukung dan penentang. Ramsey berdalih, saat berkampanye di Chattanooga ia tak pernah ditanya tentang Islam hingga kontroversi pendirian masjid itu mencuat. Politisi yang sempat menjadi kandidat pemilihan Kongres tahun lalu, juga menyeru bahwa masjid adalah ancaman bagi moral dan landasan politik negara.
Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: ap