REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Perusahaan farmasi Inggris, The Co-Operative Pharmacy, menyarankan kepada komunitas muslim di negara itu untuk tidak merokok selama bulan puasa. Alasannya, kadar nikotin dalam rokok memancing emosi, cepat marah hingga rasa mengantuk selama puasa. Oleh karena itu, perusahan farmasi tersebut berniat membantu komunitas muslim untuk benar-benar tidak merokok selama puasa dan berlanjut meski tak lagi Ramadan.
Menanggapi inistiatif tersebut pengurus Dewan Muslim Inggris (MCB) menyambut baik inistiatif itu dan segera merekomendasikan komunitas muslim di Inggris untuk mengurangi rokok secara menyeluruh. Namun, mereka juga mendesak semua muslim untuk tidak membuat keputusan sendiri terkait pengubahan dosis obat dalam rangka menekan kebiasaan merokok.
"Perlu bimbingan dari dokter atau apoteker dan meminta praktisi kesehatan lokal untuk bekerja sama dengan masjid dan pusat Islam untuk mendidik masyarakat," ungkapnya seperti dikutip dari Asiannews, 2 Agustus.
Sementara itu, direktur utama The Co-Operative Pharmacy, Mandeeo Mudhar mengatakan tahun lalu pihaknya coba membantu sejumlah muslin untuk berhenti merokok selama bulan ramadhan. Bantuan itu berupa konsultasi kepada ahli tentang pemanfaatkan momentum puasa untuk berhenti merokok secara total.
"Kami sangat mengapresiasi pentingnya pemahaman kebudayaan dan sensitivitas dalam kaitannya dengan kepercayaan masyarakat," ujarnya. "Kami tidak membuat sebuah asumsi melainkan mencoba untuk merekomendasikan komunitas muslim agar berkonsultasi dengan ahli farmasi mereka," tambahnya.
Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Rep: Agung Sasongko