REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV--Cibiran dan komentar sinis terus mewarnai persetujuan pembangunan masjid dan pusat kebudayaan Islam di kawasan Ground Zero, New York. Salah seorang purnawirawan tentara Israel, Brigadir Jenderal Dov Shefi bahkan terang-terangan menyatakan pembangunan masjid Ground Zero sama saja dengan mengotori Yahudi, Sinagog.
"Saya pikir membangun masjid dilokasi yang memiliki keterikatan dengan 40.000 keluarga di AS sama seperti menggiring babi saat berkunjung ke bait suci (sebutan bagi sinagoga)" ujarnya. "Tak terbayang, bagiamana bisa memiliki pembangunan dari institusi yang mewakili Al-Qaeda, kriminal berbahaya yang pernah ada," lanjut Shefi, mantan jaksa dan sekarang menjadi pengacara Departemen Pertahanan Israel, seperti dikutip dari IsraelNationalNews.com, Rabu, (4/8).
Shefi yang kehilangan anaknya saat tragedi 9/11 menilai masyarakat AS telah kehilangan akal dan logika. Menurut dia, AS seharusnya mendukung kekebasan dan kemerdakaan, termasuk memperbolehkan seseorang menyatakan pendapat. Tapi kepercayaan telah membuat masyarakat AS buta terhadap kenyataan.
Shefi yang jauh-jauh datang dari Israel menuju AS gagal mewujudkan aspirasinya untuk menghadang pembangunan masjid. "Saya telah bertemu dengan keluarga korban dan berbagai organisasi, saya telah mengirimkan surat kepada walikota New York (Michael Bloomberg). Saya tahu bakal sulit untuk membuat permintaan saya terpenuhi," imbuhnya.
Sebagai informasi, Komisi Tata Kota New York telah menyetujui usulan perubahan bangunan bergaya Italia buatan tahun 1850 itu untuk diubah menjadi masjid dan kegiatan bisnis lainnya. Bangunan itu terletak tepat di utara menara kembar WTC yang runtuh pada serangan 11 September 2001.
Rencananya bangunan kuno itu akan diubah menjadi bangunan 13 lantai berupa Islamic center terdiri masjid dan fasilitas penunjang seperti restoran, kolam renang dan kegiatan bisnis lainnya. Proyek ini diperkirakan menelan biaya sekitar 100 juta dolar AS.
Red: Ajeng Ritzki Pitakasari