REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Kampus-kampus di Amerika Serikat kini mulai tertarik mendatangkan ustadz atau ulama untuk melayani mahasiswanya yang beragama Islam. Pasalnya, sekarang semakin banyak mahasiswa Muslim yang menempuh pendidikan di sana.
Seperti yang terjadi di Universitas Yale. Umar Qadri, mahasiswa di perguruan tinggi itu menceritakan pengalamannya ketika berkuliah di sana. Ketika pertama kali kuliah di kampus itu tiga tahun lalu, dia merasakan prospek kehidupan agama Islam di kampusnya begitu suram.
Qadri prihatin melihat sholat Jumat yang hanya diikuti sekitar dua lusin mahasiswa. Perayaan keagamaan dan kegiatan lintas agama pun sulit digelar tanpa bantuan dari pengelola universitas. Keanggotaan Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA) juga terus berkurang.
Namun, semua itu perlahan mulai berubah. Titik poinnya ketika kampus mendatangkan Omer Bajwa sebagai ustads atau ulama pertama untuk melayani mahasiswa Muslim. Itu dimulai pada 1 Juli 2008. Bajwa merupakan salah satu dari sejumlah ustadz yang terus tumbuh di kampus-kampus di Amerika untuk melayani sekitar 75 ribu mahasiswa Muslim. ''Dia (ustadz) memberikan legitimasi bagi komunitas Muslim di sini,'' ujar Qadri yang mengambil jurusan Bahasa Timur Dekat dan Peradaban Utama.
Bajwa melihat semakin meningkatnya jumlah ustadz di kampus sebagai hasil dari pergeseran dalam susunan masyarakat Muslim Amerika. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa lebih dari sepertiga dari Muslim Amerika berusia antara 18 dan 29. Dan mereka lebih cenderung untuk kuliah dari kelompok lainnya. Setidaknya 40 persen Muslim Amerika memiliki gelar sarjana, mereka terdiri dari kelompok agama kedua paling terdidik di Amerika Serikat setelah Yahudi Amerika, menurut Gallup 2009, Pusat Studi laporan Muslim.
Imam Yahya Hendi tercatat sebagai ustadz pertama di perguruan tinggi di Amerika yang direkrut pada pertengahan 1999. ''Mempekerjakan ustadz menjadi lebih merupakan praktik normal,'' kata Hendi. ''Untuk memenuhi tuntutan siswa mereka, universitas mulai untuk memastikan bahwa semua masyarakat memiliki akses untuk beribadah di kampus. Jika ingin siswa Anda dilayani dengan baik, Anda harus melayani termasuk secara spiritual.''
Meskipun tidak ada data resmi, setidaknya puluhan lembaga perguruan tinggi mempekerjakan ustadz. ''Ini menjadi sesuatu yang siswa harapkan,'' kata Marcia Hermansen, Direktur Program Studi Dunia Islam di Universitas Loyola Chicago. ''Universitas merupakan tahap yang sangat penting untuk membentuk identitas mahasiswa, dan agama bisa sangat baik untuk mengembangkan sumber daya itu.''
Red: Budi Raharjo
Rep: Arab News