WASHINGTON--Meskipun sentimen anti Islam pasca Tragedi 11 september terus meningkat di Amerika Serikat, namun tak menyurutkan warganya untuk mengenal -- dan kemudian jatuh hati -- pada Islam. Menurut laporan TV P, setiap tahun, rata-rata 20 ribu warga As menjadi mualaf.
"Belajar tentang Tuhan dan Pencipta kita telah benar-benar mengilhami saya, dari Malcolm X dan dari apa yang saya baca tentang Islam, saya makin yakin dengan agama ini," kata seorang warga yang baru masuk Islam, Umar Abdul Wahab, kepada wartawan.
Wahab yang sebelumnya seorang Kristen, kini rajin menghadiri kajian Islam di Dar Al Hijrah Islamic Centre di Falls Church, Virginia. "Bagi saya Islam adalah penyerahan total kepada pencipta kita, penyerahan total kepada apa yang ingin kita lakukan, [dan] mengikuti cara Nabi Muhammad," tambah Wahab.
Wahab mengatakan dia masuk Islam setelah menyadari ia telah mengikuti kursus yang berbeda. Namun, ia kemudian merasa "nyambung" dengan hal yang baru ini. "Melepaskan konvensi lama dalam mengejar yang baru, bagaimanapun, bukanlah tugas yang mudah," ujarnya.
Penolakan pertama, katanya, datang dari orang tuanya. Namun, akhirnya mereka luluh. "Orang tua saya (akhirnya) melihat bahwa Islam membuat saya menjadi orang yang lebih baik daripada saya sebelumnya dan mereka datang untuk menghormati bahwa ... mereka benar-benar mengagumi keyakinan saya," tambahnya.
Namun, kemarahan didorong oleh histeria anti-Islam telah melanda hampir seluruh bagian Amerika dalam beberapa minggu terakhir. Setelah protes penolakan masjid, aksi pembakaran Alquran juga turut memicu sentimen anti Islam.
Tetapi kemampuan untuk bebas memilih agama selalu menjadi bagian dari mimpi Amerikam bahwa setiap orang berhak (untuk pindah agama, kata Imam Johari Abdul-Malik, direktur humas di Dar Al Hijrah Islamic Center. Hampir tiap bulan, katanya, ada saja warga AS yang bersyahadat di pusat budaya Islam ini. "Ini berkah lain fobia Islam. Semakin dibenci, semakin orang ingin belajar lebih jauh tentangnya,"katanya. [Siwi Tri Puji B/republika]