View Full Version
Selasa, 02 Nov 2010

Pergeseran Wajah Islam di Film-film Barat

JAKARTA--Pecinta film tentu mafhum dengan sterotifp sineas dunia barat yang menggambarkan Islam identik dengan teroris, ekstrimis, Timur Tengah dan tragedi 9 September 2001. Pertanyaannya, apakah harus demikian?jawabnya tentu saja tidak. Seiring berlalunya era pemerintahan agresif George W Bush, selanjutnya digantikan Presiden Obama yang sedikit melunak dan beritikad membangun hubungan yang lebih mesra antara Barat dan Islam, tak sedikit sineas Barat yang coba menggali Islam dari sisi lain.

Coba tengok film Mooz-lum. Film semi-otobigrafi ini mengisahkan kehidupan Muslim AS, Hassan Mahdi. Film ini mengisahkan kehidupan Muslim yang carut marut pascatragedi 9 September 2001. Dikisahkan, Hassan bukanlah seorang anggota jihad yang terobsesi meledakan pesawat 747. Dia adalah seorang yang tengah menghadapi permasalahan kompleks. Mulai dari perceraian dengan istrinya, kepergian sang anak untuk kuliah di kota lain, dan kekhawatiran ihwal putrinya bakal meninggalkan kepercayaan agama keluarganya.

Film yang dibintangi Danny Glover dan Nia Long ini merupakan bagian dari tren baru dunia hiburan AS. Selama bertahun-tahun, Hollywood tak habisnya dikritik lantaran terlalu sempit menggambarkan Islam. "Sangat lucu ketika Muslim telah menjadi stereotip dalam budaya Amerika," kata sutradara film Moz-lum, Qasim Bashir. Menurut dia, semakin banyak penulis, kritikus dan seniman yang mengangkat tema Islam akan mendorong gambaran yang lebih realitis. "Mudah-mudahan, diskusi bisa menghilangkan rasa takut dan ketidaktahuan untuk pencerahan," katanya seperti dikutip newsweek, Jum'at (29/10).

"Diskusi tentang Islam, sejatinya telah dimulai sebelum tragedi 9/11 tetapi diintensifkan sesudahnya," kata Jack Shaheen, pengarang Reel Bad Arab. Menurut dia, usaha mengenal Islam memang luar biasa kala itu. Banyak toko buku yang melaporkan peningkatan penjualan secara signifikan buku-buku tentang Islam. " Film 9/11 berhasil memfitnah Muslim. Muslim Amerika segera menjadi ancaman bagi negara mereka sendiri," kata dia.

Suhad Obeidi dari Muslim Public Affairs Council (MPAC) berpendapat stereotip negatif tentang Islam belumlah menghilang seutuhnya. Obeidi mengungkap pascapertemuan dengan produser serial 24 Howard Gordon, dia sempat mengatakan, pihaknya tidak menginginkan Islam tampak sempurna. "Kami hanya menginginkan pemilihan yang lebih teliti. Misalnya saja pemimpin Timur Tengah bisa diperankan oleh aktor Bollywood, Anil Kapoor," kata dia.

Produser film Jennifer Maytorena Taylor mengatakan pihaknya mengidamkan adanya unsur humor yang menyertai karakter Muslim dalam film. "Pernah ada seorang perempuan yang mengatakan saya tidak tahu kalau Islam mengizinkan humor," ungkapnya.

[REPUBLIKA.CO.ID/Red: irf/Rep: Agung Sasongko]


latestnews

View Full Version