REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Di tengah perbincangan masyarakat Indonesia terkait kedatangan Presiden Obama, 9-10 NOvember mendatang, usaha untuk menjembatani dunia Barat dan Islam terus dilakukan. Usaha tersebut dimulai dengan menjadikan Indonesia sebagai gerbang utama. Para pengajar AS yang tergabung dalam Peace Corps Volunteers dikirim ke Indonesia untuk bersosialiasi dengan komunitas Muslim.
Seperti diberitakan Voanews, selama bertugas, para guru berkesempatan untuk tinggal dengan masyarakat setempat sembari menjalankan kewajibannya sebagai guru. Nisha Skariah, salah seorang relawan yang bertugas berpendapat apa yang dibayangkan masyarakat Barat tentang Islam tidak sepenuhnya benar.
Kedatangan para relawan ini sempat diprotes organisasi massa Islam. Para relawan mengakui kondisi tersebut. Sebagai warga AS, para relawan menyadari bahwa mereka belum tentu diterima dalam komunitas Muslim.
Travis Bluemling, relawan lain mengaku terkejut dengan sambutan masyarakat tempat dia mengajar. Dia menyadari, dirinya belum tentu diterima. Fakta berbicara lain. Travis sangat diterima dan dihormati. Sikap anti AS di Indonesia tidaklah surut meski Presiden Obama sempat mengenyam masa kecil di Indonesia. Penolakan itu dikarenakan sikap dan tindak tanduk AS di Timur Tengah yang melukai umat Islam.
Red: irf
Rep: Agung Sasongko
Sumber: voanews