REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Mundur sekarang, atau besok. Inilah ultimatum yang diberikan rakyat mesir pada presidennya, Hosni Mubarak. Mereka bersumpah akan melakukan demonstrasi besar-besaran pada hari Selasa dalam upaya untuk turun Presiden dari kekuasaan.
Massa yang menamakan dirinya Gerakan 6 April mengatakan berencana untuk menurunkan satu juta orang di jalan-jalan di Kairo. Di kota-kota lainnya, hal yang sama akan dilakukan. Beberapa ratus demonstran telah berkemah di Tahrir Square di Kairo pusat pada Senin pagi, menentang jam malam yang telah diperpanjang oleh tentara.
Para pengunjuk rasa tampak tak terpengaruh oleh janji Mubarak untuk melakukan reformasi ekonomi dan politik. Al Jazeera yang telah dibungkam oleh pemerintah Mesir menyebut komitmen tersebut "terlalu kecil dan terlambat".
Awal Senin pagi, laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan polisi telah diperintahkan kembali di jalanan. "Kami masih meminta konfirmasi pernyataan oleh menteri dalam negeri tentang apakah polisi akan kembali atau tidak," kata wartawan Al Jazeera.
Sehari sebelumnya, Mohamed ElBaradei, seorang tokoh oposisi terkemuka, bergabung dengan ribuan demonstran di Tahrir Square. Mantan kepala dari Badan Energi Atom Internasional mengatakan kepada massa bahwa "apa yang telah kita mulai tidak bisa kembali" merujuk kepada hari protes anti-pemerintah.
Koalisi Nasional untuk Perubahan, dan beberapa kelompok gerakan oposisi termasuk Ikhwanul Muslimin, ingin ElBaradei untuk bernegosiasi dengan pemerintah Mubarak.