REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menyatakan harus ada upaya memisahkan masyarakat awam yang menjadi pengikut Ahmadiyah dari organisasi aliran itu untuk selanjutnya dibimbing ke arah Islam yang benar.
"Banyak pengikut Ahmadiyah yang sebenarnya awam. Mereka ini hanya 'korban', jadi tidak tepat kalau dimusuhi," kata Hasyim di Jakarta, Kamis.
Hasyim mengatakan tidak sedikit masyarakat awam yang menjadi pengikut Ahmadiyah karena alasan ekonomi mengingat organisasi itu memberikan santunan kepada pengikutnya.
Oleh karena itu, katanya, selain pembinaan keislaman, juga harus dipikirkan pemberian bantuan kesejahteraan kepada masyarakat yang menjadi pengikut Ahmadiyah.
"Yang pintar-pintar dan kaya-kaya itu, kan, pengurusnya, termasuk juru dakwahnya. Mereka ini tentunya lebih sulit untuk diarahkan, jadi dicekal saja agar tidak menyebarluaskan ajarannya seperti yang diatur dalam SKB. Mereka inilah yang harus dicekal," katanya.
Terkait penanganan jemaah Ahmadiyah, menurut Hasyim, hanya ada dua opsi yakni menjadi agama sendiri di luar Islam atau kembali ke Islam yang benar. "Jika tidak mau ke jalan Islam yang benar, ya, sebaiknya didorong menjadi agama sendiri. Kalau tetap mengaku Islam, akan terus terjadi kerawanan karena mereka jelas-jelas menodai Islam," katanya.
Ditanya apakah Ahmadiyah sebaiknya dibubarkan seperti yang dituntut sejumlah kelompok Islam, Hasyim dengan diplomatis menyatakan hal merupakan kewenangan pemerintah. "Dibubarkan atau tidak, itu urusan pemerintah. Kalau menurut saya, ya, dua opsi itu, menjadi agama sendiri atau kembali ke Islam yang benar," katanya.
Terkait adanya sejumlah kelompok yang menginginkan agar pengikut Ahmadiyah diberi kebebasan dalam berkeyakinan dan menjalankan keyakinannya, Hasyim mengingatkan bahwa Ahmadiyah bukan persoalan kebebasan beragama, melainkan penodaan agama.
"Ini yang sering rancu atau sengaja dibikin rancu. Bagaimana mungkin tindakan mengacak-acak agama kok dianggap kebebasan agama," katanya.
Menurut Hasyim, jika dicermati, kelompok yang membela Ahmadiyah dengan dalih kebebasan beragama adalah kelompok yang memang memiliki kaitan dengan organisasi asing, baik ideologi maupun finansial.
"Sponsornya sama, yakni dari kelompok liberal," kata Presiden World Conference on Religions for Peace (WCRP) itu.