REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Umat Islam di Indonesia adalah penganut agama paling toleran di dunia. Pemerintah Indonesia juga sangat menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama, khususnya pemeluk agama minoritas. Karena itu, salah besar jika ada yang menuding agama Islam tidak menghargai perbedaan dan bersikap semena-mena terhadap penganut agama non-Islam.
“Pemerintah selalu memberikan tanggal merah setiap perayaan hari raya agama non-Islam. Itu adalah bukti yang tak bisa dibantah bahwa toleransi antarumat beragama dijunjung tinggi di Indonesia,” ujar Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Fasichul Lisan, kepada Republika, Selasa (8/3).
Menurut dia, fakta bahwa pemerintah memberikan hari libur kepada semua hari raya non-Islam tak dapat ditemukan di negara lain. Kehidupan penuh harmoni di Indonesia yang menjamin toleransi beragama tak bisa dibantah. “Hanya di Indonesia hari raya semua agama diberlakukan libur sebagai bentuk penghormatan. Ini harus dimaknai ajaran Islam tak pernah minta diistimewakan oleh pemerintah,” kata Fasichul.
Namun gara-gara terjebak pada masalah sepele, hampir selalu umat Islam seolah-olah dilihat tidak menjunjung toleransi. Misal dalam kasus Ahmadiyah, citra umat Islam jelek di mata dunia internasional sebab terus diberitakan tayangan yang bersifat kekerasan.
Umat Islam, kata Fasichul, jangan terjebak pada masalah kecil yang dibuat kelompok lain. “Gara-gara kasus Ahmadiyah yang dibesar-besarkan, citra umat Islam tercoreng. Ini karena kita ikut campur masalah yang sebenarnya sepele,” ujar mantan ketua PP Muhammadiyah tersebut.