View Full Version
Kamis, 22 Mar 2012

Menjawab Kontroversi Apakah NKRI & Pegawai Negeri itu Thaghut atau Bukan?

Dalam aqidah Islam salah satu syarat sahnya keimanan seseorang adalah mengingkari thaghut (al-kufru bit-thaghut). Inilah salah satu alasan mengapa kajian akidah, istilah Thaghut harus diperjelas, dipahami dan didudukkan secara proporsional.

Makna thaghut belakangan menjadi bias ketika Khairul Ghazali, napi kasus perampokan CIMB Niaga, menulis buku “Mereka Bukan Thaghut” yang dibackup sepenuhnya oleh pemerintah. Dengan dukungan pemerintah dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), maka buku ini seratus persen menjustifikasi dengan ayat-ayat Ilahi bahwa pemerintah yang berkuasa saat ini adalah pemerintah Islam, bukan penguasa Thaghut. Bahkan dengan berani menggaransi bahwa Densus 88 bukan thaghut, meski korp kepolisian berlambang burung hantu ini biasa melakukan penzaliman terhadap aktivis Islam.

Bagi Ustadz Aman Abdurrahman –aktivis mujahidin yang ditahan sejak tahun 2010 karena dianggap berperan dalam I’dad (pelatihan semi militer) di Aceh– penyebaran buku Khairul Ghazali itu berbahaya karena meracuni akidah umat itu.

Kokohnya tembok dan jeruji besi di penjara tak bisa mengekang Aman Abdurahman untuk menegakkan kalimat tauhid. Meski jasadnya dipenjara, ustadz berjuluk “Singa Tauhid ini” tetap istiqamah menyuarakan dakwah dan jihad.

Dari penjara Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Ustadz Aman membantah segala syubhat Khairul Ghazali dalam buku “Mereka Bukan Thaghut” yang disponsori BNPT.

___________________________________________
Judul buku:
Ya.. Mereka Memang Thaghut!
(Bantahan atas Manipulasi dan Fitnah Khairul Ghazali
dalam Bukunya “Mereka Bukan Thaghut)

Penulis:
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman

Pengantar:
Ustadz Abu Bakar Ba’asyir

Spesifikasi:
Soft cover, ukuran 13.5 x 20.5 cm, 140 halaman

Penerbit:
Kafilah Syuhada Publishing
Surabaya, Cet. I, Januari 2012

__________________________

Secara apik, Ustadz Aman menyusun kajiannya tentang Thaghut secara tegas dan terang-terangan tanpa tedeng aling-aling dalam tiga bagian. Bagian pertama (halaman 45) dibeberkan secara tuntas mengenai status bekerja di dinas pemerintahan thaghut. Pada bagian kedua (halaman 65) dikupas secara detil lima klasifikasi dinas pemerintahan thaghut. Bagian terakhir (hlm 105), Ustadz Aman memperkuat kajiannya dengan menerjemahkan karya tulis ulama Syaikh Abu Muhammad Ashim Al-Maqdisiy tentang thaghut. Karya asli sang ulama, “Mashobih Al-Muniroh Fir-Roddi Ala As’ilati Ahlil Jazirah” (Pelita Penerang Bagi Pertanyaan Penduduk Jazirah).

Dengan sistematika itu, lengkap dengan dalil-dalil yang akurat dari Al-Qur'an dan Sunnah, Ustadz Aman berusaha menjawab berbagai pertanyaan krusial: Apa makna thaghut yang sebenarnya? Apa contoh pengaburan makna thaghut yang berbahaya? Apakah pemerintah NKRI ini thaghut? Benarkah Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan Ustadz Aman Abdurrahman mengafirkan semua PNS karena menganggap semua PNS sebagai thaghut? Apakah orang yang berhukum dengan selain hukum Allah berarti berhukum thaghut, dan apa statusnya? Siapakah thaghut lokal, regional maupun internasional? Bagaimana status orang yang menganut sistem Demokrasi? Bagaimana hukum orang yang meyakini Pancasila sebagai ideologi dan pedoman hidup? Apa makna tawalliy (loyalitas penuh) kepada kaum musyrikin. Apa saja rincian pekerjaan di dinas pemerintahan Thagut, dan bagaimana hukumnya?  Apa saja pekerjaan yang bersifat kekafiran, dan bagaimana hukumnya? Apa beda pemerintah thaghut dengan pemerintah kafir? Apa saja pekerjaan yang bersifat keharaman? Apa saja pekerjaan mubah? Bagaimana hukum orang yang bersumpah untuk loyal kepada thaghut (sistem, hukum, undang-undang) dalam pelantikan jabatan?

Ketegasan berargumen itulah yang nampaknya membuat Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mengapresiasi buku “Ya Mereka Memang Thaghut.” Menurutnya, buku ini sangat bagus, karena melawan makar yang sangat membahayakan tauhid. Bahkan menjelang bedah buku nasional “Ya Mereka Memang Thaghut” beberapa waktu lalu, Ustadz Abu menyerukan umat Islam untuk menghadiri bedah buku.

“Saya menganjurkan umat Islam untuk hadir karena ini merupakan pokok ajaran Islam yang selama ini terkena fitnah di mana thaghut ini selama ini dianggap sebagian umat Islam sebagai ulil amri, inilah fitnatusy syubuhat yang dialami umat Islam,” imbaunya.

Lantas di manakah posisi kita? Apakah kita termasuk thaghut atau bukan, buku ini bisa menjadi salah satu alternatif parameternya. [A. Azka Izatillah]

Bagi yang berminat buku ini, Beli satu buku dapat bonus VCD Kesesatan Syi'ah dan Buku "Risalah untuk Pecinta Ahlul Bait."

Silakan kirim SMS ke:
0888.1502.362


latestnews

View Full Version