View Full Version
Jum'at, 24 Mar 2017

Menjadi Petani Modern untuk Masa Depan

Sahabat VOA-Islam...

Rasanya menyakitkan melihat para sarjana kita berebut mencari pekerjaan, orang tua yang tega menjual bayinya demi memenuhi kebutuhan hidup, dan peristiwa-peristiwa lainnya, yang intinya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ya, kebutuhan hidup, kebutuhan pokok seperti makanan, kebutuhan kita semua.

Suatu ketika saya sedang mencari peluang usaha sampingan yang bagus di internet dan menemukan link artikel yang menurut saya sangat menarik yaitu tentang menanam pohon. Penjelasan menanam pohon disini tidak sekedar seremoni peresmian tempat baru, atau pohon sebagai penghias rumah, tapi bagaimana mengatasi kelaparan di masa depan, dengan menanam pohon atau tanaman yang bisa kita konsumsi atau bahkan bernilai ekonomis dengan cara dibudidayakan.

Petani di dunia banyak, tetapi penduduk dunia yang butuh makan lebih banyak lagi, bahkan sebagian besar menganggap remeh dan hina profesi petani sampai akhirnya banyak yang ogah menjadi petani sekalipun dari kalangan keluarga petani itu sendiri. Tentu kita ingat, beberapa waktu lalu saat harga cabai meroket gila-gilaan, semua pihak kalang kabut. Beberapa teman bahkan mulai menanam cabai sendiri di rumahnya dengan teknik tabulampot (tanaman buah dalam pot).

 

Pertanian dan Sabda Rasulullah SAW

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW memerintahkan kita menanam pohon, melarang kita merusak tumbuhan saat terjadi perang, melarang kita menebang pohon yang sedang berbunga atau berbuah. Hebatnya lagi, ketika menanam pohon, baik yang kita berikan maupun yang dicuri oleh hewan atau manusia dari pohon tersebut, itu adalah sebuah SEDEKAH dari kita. Luar biasa bukan?

Kurma, tanaman yang disebut-sebut sebagai makanan masa depan, karena pohonnya bisa hidup sampai 150 tahun, sudah dibudidayakan oleh Thailand yang notabene bukan negara muslim dan beriklim tropis sejak belasan tahun yang lalu. Berbagai penyesatan bahwa kurma hanya bisa hidup di negara arab sudah terpatahkan. Sudah banyak berbagai pihak di Indonesia juga meniru jejak Thailand.

Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Penjual makanan jadi seperti nasi uduk, nasi pecel, soto, dsb sudah sangat banyak kita temui. Bagaimana dengan makanan mentah? Apakah anda tertarik? Saya sudah mulai menanam beberapa tanaman buah yang disebut dalam Al Quran, meski skala kecil. Siapa yang tahu nantinya bisa bernilai ekonomis dan menjadi skala besar? Amin.

Yuk mari kita sama-sama belajar dan mempraktekannya. Pakai saja internet sebagai sarana belajar yang positif. Biarkan saja para elit dan penguasa berebut kekuasaan, bermain uang, dan menumbuhkan uang. Kita menumbuhkan tanaman dan pohon saja karena tanah Indonesia ini subur!! Saya sendiri seorang sarjana ekonomi tapi sangat tertarik dengan pertanian setelah mengetahui kebaikan didalamnya.

Pasti ada alasan Rasulullah SAW memerintahkan kita menanam pohon. Mungkinkah dengan cara ini kita menjadi bagian dari Islam rahmatan lil alamin? Hanya Allah dan rasulnya yang tahu. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Wasis Edhi Wibowo


latestnews

View Full Version