Oleh: Roni Tabroni
(Pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah)
Sebagai pusat peradaban dunia, Mesir menyimpan sejuta kenangan yang dalam. Menuju lorong waktu puluhan ribu tahun sebelum masehi (SM) Mesir kuno adalah surganya bagi para sejarawan dan atau arkeolog.
Catatan sejarahnya baik berupa manuskrip maupun artefak dapat ditemukan di setiap sela jengkal tanah di negeri ini. Negara secara massif bahkan menyediakan ruang-ruang museum yang mengagumkan.
Selain museum nasional yang masih dalam pembangunan, keberadaan museum yang ada pun begitu terhampar luas di setiap kota dan ruas jalan dengan konsep tematiknya yang unik. Tidak jarang bangunan museum juga adalah peninggalan sejarah itu sendiri.
Susah berkata-kata, bagaimana menggambarkan warisan sejarah yang agung ini. Jumlahnya tidak terhitung, kekayaannya tidak ternilai. Tidak ada materi yang bisa menukar pentingnya setiap benda di sini.
Yang mesti disyukuri disini, bagaimana kepedulian negara terhadap warisan sejarah. Kendati dinamika politik masih "mencekam", namun negara menunjukkan wibawanya. Layak berharap jika siapapun penguasa Mesir ini akan tetap menjadi benteng dalam melestarikan warisan nenek moyangnya.
Lahir sebagai bangsa besar dengan sejarah masa lalunya yang luhur, Mesir telah dan terus menginspirasi dunia, khususnya Indonesis dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Bahkan sisi solidaritas dan kepedulian sebagai negara Islam telah lama ditunjukkan dan dibuktikan sejak Indonesia masih berupa bayi yang baru lahir.
Setiap jengkal tanah, khususnya yang berada di Kairo dan Aleksandria, menjadi ruang belajar yang sangat terbuka. Tidak sulit mencari lokasi-lokasi peninggalan sejarah seperti museum. Keseriusannya bukan hanya sekedar mewadahi benda-benda masa lalu, tetapi juga bagaimana mereka menjaganya dengan sangat ketat.
Setiap akan masuk ke museum sekecil apapun di Mesir ini, kita akan selalu berhadapan dulu dengan sejumlah polisi bersenjata lengkap. Setiap kendaraan akan diperiksa rata-rata menggunakan anjing pelacak. Selalu ada percakapan yang cukup panjang untuk lolos hingga akhirnya masuk ke ruang-ruang yang sangat berharga itu.
Museum yang cukup penting misalnya yang dapat ditemukan di Aleksandria adalah museum perhiasan. Berada di gedung lama bekas peristirahatan raja di saat musim panas, dengan gaya bangunan khas Eropa, sejumlah perhiasan berusia ratusan tahun super mewah tersimpan disini. Dari mulai benda yang sangat besar seperti kalung dan mahkota super besar, sampai ke sikat gigi, sisir, tusuk rambut dan pisau pun terbuat dari emas.
Puluhan museum masih terhampar di seantero Mesir. Masih di Aleksandria kita juga dapat menemukan museum nasional Aleksandria, museum di Biblioteca Alexandria, museum ikan yang berada di benteng Qaytbay, museum Teater Roma, dan Montazah yaitu bekas istana Raja Faruk yang merupakan raja terakhir di Mesir.
Bergeser ke arah menuju Kairo, kita akan menemukan peninggalan masa lalu yang menjadi kajian para ilmuwan dunia dan membuat seluruh manusia berdecak kagum yaitu Piramida. Dengan susunan batu-batu raksasa yang menjulang ke langit, semua manusia terkesima.
Menapaki lorongnya kita akan pengap namun membuat logika tidak berjalan. Selalu saja manusia modern ini sulit menjawab, bagaimana benda ini dibuat? Adakah sejenis manusia bisa melakukannya? Wallahu A'lam. Sedangkan sping adalah sisi lain yang lokasinya tidak terlalu jauh dengan proses eksplorasi arkeologi yang terus dilakukan disini.
Masuk ke Kota Kairo, siapapun akan terbelalak dengan keberadaan koleksi mumi Fir'aun (Raja Ramses II) dengan raja-raja lainnya yang terbujur kaku dalam lemari kaca yang masih utuh. Tergeletak di salah satu sudut kota, mumi ini hanya salah satu bagian di samping ratusan bahkan ribuah jenis artefak atau peninggalan masa lalu yang usianya ribuan tahun.
Terletak di museum Nasional di Kairo, benda-benda bersejarah itu menunjukkan keagungan dan ketinggian peradaban masa lalu. Pengungkapan sejarah yang terus digali, membuat museum yang berada di jantung kota Kairo ini selalu dipenuhi manusia dari berbagai penjuru dunia.
Yang tidak kalah pentingnya dalam perjalanan menapaki negara dengan icon pendidikan Islam yaitu Al Azhar adalah keberadaan museum seni Islam di Kairo ini. Walaupun namanya hanya museum seni Islam, namun di dalannya tersimpan artefak-artefak penting yang mampu mengungkap kejayaan Islam masa silam.
Mesir adalah negara dengan sejuta ceritera. Tentang peradaban masa lalunya, tentang perkembangan ilmu agama dan scince, tentang museum dan perpustakaannya, tentang tradisi keilmuwan dan kezuhudan para ulamanya, tentang karakteristik masyarakat dan alamnya yang begitu khas.
Mesir, bukan hanya impian bagi sebagian manusia di bumi (karena banyak kisahnya tertulis dalam Al Quran), tetapi juga harapan bagi mereka yang mampu menginjakkan kakinya di sini. Begitu luhur peradaban dan budayanya, hingga Mesir begitu dikenal dunia seperti halnya sungai Nil dan tarian perutnya yang eksotis.
Kairo, 4 Nopember 2018.
[syahid/voa-islam.com]