View Full Version
Selasa, 25 Dec 2018

Menyusuri Museum Seni Islam Kairo

MESIR (voa-islam.com) - Menyusuri kota Kairo tidak lengkap jika tidak berkunjung ke museum yang penting dalam peradaban Islam, yaitu museum seni Islam Kairo.

Sebagai negara dengan peradaban Islam sangat tua, Mesir tentu saja menyimpan ceritera yang tergambar dalam berbagai artefak sangat penting, khususnya aspek seni. Berada di pusat kota, museum ini sangat mencolok, selain bangunannya yang tinggi dan megah, tempat ini juga berada di pusat keramaian dan termasuk ruas jalan yang cukup macet.

Walaupun waktu sudah menunjukkan 16.30 waktu setempat, kondisi jalanan dan pasar di sekitar museum begitu ramai. Padatnya lalu lintas tidak membuat pengunjung museum ini terhambat. Di gerbang dengan ukiran unik, kami disambut para petugas yang ramah. Kami langsung dipersilahkan masuk tanpa harus membeli tiket.

Setelah semua berkumpul, tim museum sudah mempersiapkan petugas yang akan menjadi guide kami dan menjelaskan seluruh isi museum. Beberapa orang terus mengantar kami dan menjelaskan setiap bendanya dengan detail. Namun. Sebelum masuk pada materi isi museum, kami terlebih dahulu diinformasikan tentang gedung museumnya terlebih dahulu.

Menurut petugas, museum ini dibangun pada tahun 1930. Walaupun usianya sudah lebih dari satu abad, kami yang menyaksikan fisik museum itu begitu terkagum-kagum. Seni bangunan yang eksotis, kekokohan bangunan dan kemegahannya yang mempesona. Termasuk seni interior dan sistim fentilasi yang sempurna. Pantas disebut museum seni Islam.

Museum ini merupakan museum seni Islam terbesar di dunia. Lokasi museum sendiri berada di Shar’a Bur Sa’id diMaydah Ahmad Maher, Kairo. Museum ini memperlihatkan  setiap era pembangunannya, seperti dari Umayah ke Abbasiyah, Fatimiyah, Ayyubiyah, dan Mamluk.

Yang juga mengagumkan dari museum iniadalah beragam karyanya yang terbuat dari kayu, semen, intarsia, keramik, kaca, logam, yang penuh seni dan sejarah perjalanannya yang kuat. Usianya yang mencapai lebih dari seribu tahun dan banyak yang ratusa tahun. Selain itu juga ada koleksi tekstil dan karpet. Beberapa koleksi berharga museum ini adalah kunci emas pintu Ka'bah dan dinar Islam tertua yang pernah ditemukan, yaitu dari tahun 697 Masehi. Ada juga manuskrip langka Alquran. 

Koleksi museum ini tidak kurang dari 1000 koleksi yang berasal dari beberapa dinansi Islam masa lalu. Oleh karena itu tidak aneh jika artefak yang ada di museum ini usianya bisa ada yang lebih dari 1.300 tahun.

Selain karya seni, sebenarnya museum ini juga menunjukkan artefak-artefak yang sangat kaya tentang peradaban Islam yang berjaya pasa masanya. Bahkan di ruang tertentu, kami pun diperlihatkan bagaimana science Islam itu sudah maju dan menjadi kiblatnya ilmu pengetahuan dunia.

Di sini pula dipajang bagaimana beberapa media yang pernah digunakan di labolatorium kimia lengkap dengan alat dan penunjuk alatnya. Di ruang yang berdekatan dengan ruang science ada ruang medis Islam. Di sini jelas ditunjukkan beragam benda dan buku, termasuk alat-alat bedah.

Alat-alat medis detail dari yang kecil hingga besar. Ada beberapa buku yang menuliskan tentang anatomi tubuh manusia. Di bagian yang lain bagaimana proses penyembuhan dan bedah dilakukan. Sebuah ilmu pengetahuan yang sangat penting di duia kedokteran.

Kami tidak pernah bosan untuk berkeliling dan kembali melihat-lihat berbagai benda yang mengagumkan di sini. Termasuk keberadaan bertebaran uang dinar dan dirham yang sangat banyak dengan bentuk dan ukuran berbeda-beda. Termasuk beberapa pakaian besi, penutup kepala dan pedang yang pernah digunakan oleh para pejuang Islam zaman dulu, terpampang rapi di sini.

Hingga melewati waktu magrib, kami masih berada di sini. Menikmati sebuah peninggalan peradaban Islam yang sangat hebat. Menerawang ke alam lawas di mana dinasi Islam berjaya dan menjadi penguasa dunia. Setelah shalat magrib dan berfoto di salah satu ruang terbuka museum, akhirnya kami pun pamit meninggalkan tempat yang sangat bersejarah ini. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman dari Roni Tabroni, Pengurus MPI PP Muhammadiyah 


latestnews

View Full Version