WELLINGTON (voa-islam.com) - Selandia Baru memiliki wisata observasi lumba-lumba. Namun kini pemerintahnya melarang turis untuk berenang terlalu dekat dengan lumba-lumba hidung botol yang berhabitat di perairannya.
Dikutip dari Lonely Planet pada Kamis (3/9), larangan tersebut diterapkan untuk seluruh agen perjalanan wisata yang beroperasi di Bay of Islands.
Di Bay of Islands ada 144 pulau kecil yang menjadi habitat lumba-lumba.
Dijelaskan oleh Departemen Konservasi (DOC) Selandia Baru, turis yang datang ke Bay of Island sangat mencintai kawanan lumba-lumba di sana. Namun mereka seringkali berada terlalu dekat, bahkan berenang di dekat kawanan lumba-lumba.
Keberadaan manusia yang terlalu dekat dengan lumba-lumba dikhawatirkan dapat mengganggu karakter alami makhluk pintar itu.
Kawanan lumba-lumba di Bay of Island beraktivitas di siang hari. Di masa ini operator wisata mengarahkan perahu-perahu turis untuk melakukan wisata observasi.
Seiring dengan larangan berenang, DOC juga melarang mereka untuk beroperasi di "jam istirahat" lumba-lumba, yakni pagi dan sore hari.
Perahu wisata juga hanya boleh berada dekat lumba-lumba maksimal 30 menit.
Lumba-lumba hidung botol menjadi hewan terancam punah di Selandia Baru dan dunia. Di Bay of Islands saat ini hanya ada 31 lumba-lumba.
Jam istirahat lumba-lumba dirasa sangat penting, sehingga mereka bisa berinteraksi lebih sering dengan kawanannya, terutama lumba-lumba kecil.
Dengan interaksi tersebut, lumba-lumba jadi mengasah insting untuk melestarikan generasinya, sehingga akan lebih banyak lumba-lumba yang lahir dengan sehat.
Larangan di atas hanya berlaku untuk agen perjalanan wisata di Bay of Island. Selebihnya, yang mengoperasikan wisata lumba-lumba jenis lain di Selandia, masih boleh melakukan aktivitas seperti biasa.[cnn/fq/voa-islam.com]
Selandia Baru juga memiliki wisata observasi lumba-lumba. Namun kini pemerintahnya melarang turis untuk berenang terlalu dekat dengan lumba-lumba hidung botol yang berhabitat di perairannya. Dikutip dari Lonely Planet pada Kamis (3/9), larangan tersebut diterapkan untuk seluruh agen perjalanan wisata yang beroperasi di Bay of Islands.
Di Bay of Islands ada 144 pulau kecil yang menjadi habitat lumba-lumba.Dijelaskan oleh Departemen Konservasi (DOC) Selandia Baru, turis yang datang ke Bay of Island sangat mencintai kawanan lumba-lumba di sana. Namun mereka seringkali berada terlalu dekat, bahkan berenang di dekat kawanan lumba-lumba. Keberadaan manusia yang terlalu dekat dengan lumba-lumba dikhawatirkan dapat mengganggu karakter alami makhluk pintar itu.Kawanan lumba-lumba di Bay of Island beraktivitas di siang hari. Di masa ini operator wisata mengarahkan perahu-perahu turis untuk melakukan wisata observasi.
Seiring dengan larangan berenang, DOC juga melarang mereka untuk beroperasi di "jam istirahat" lumba-lumba, yakni pagi dan sore hari. Perahu wisata juga hanya boleh berada dekat lumba-lumba maksimal 30 menit.Lumba-lumba hidung botol menjadi hewan terancam punah di Selandia Baru dan dunia. Di Bay of Islands saat ini hanya ada 31 lumba-lumba. Jam istirahat lumba-lumba dirasa sangat penting, sehingga mereka bisa berinteraksi lebih sering dengan kawanannya, terutama lumba-lumba kecil. Dengan interaksi tersebut, lumba-lumba jadi mengasah insting untuk melestarikan generasinya, sehingga akan lebih banyak lumba-lumba yang lahir dengan sehat. Larangan di atas hanya berlaku untuk agen perjalanan wisata di Bay of Island. Selebihnya, yang mengoperasikan wisata lumba-lumba jenis lain di Selandia, masih boleh melakukan aktivitas seperti biasa.