CHECHNYA (voa-islam.com) - Ramzan Akhmadovich Kadyrov adalah presiden Chechnya, salah satu negara pecahan Uni Sovyet di masa lalu. Di usia yang masih sangat muda ia dilantik menjadi presiden tepatnya tanggal 15 Februari 2007. Sebelumnya, ia adalah komandan militer yang tangguh dalam menghadapi pasukan Rusia demi membela rakyat Chechen. Lalu, apa yang menarik dari presiden yang satu ini selain usia muda dan ketangguhan dalam bertempur?
Presiden Ramzan Kadyrov adalah sosok yang sangat teguh dalam ketaatan menjalankan syariat Islam. Di bawah kepemimpinannya, ia memberi dukungan penuh kepada muslimah yang ingin berhijab. Ia juga melarang praktik perjudian dan minuman keras. Ketika terjadi penghinaan atas diri Nabi Muhammad SAW oleh kartunis Denmark, ia bereaksi sangat keras.
Ia menyebut Denmark sebagai negara yang mendukung terorisme karena ulah salah satu warganya yang menghina Islam atas nama kebebasan. Lebih jauh, Kadyrov melarang semua turis yang berkewarganegaraan Denmark memasuki wilayah Chechnya. Ia juga melarang aktivitas LSM Denmark di Chechnya. Bahkan Kadyrov menghalalkan darah pelukis kartun nabi untuk ‘dikubur hidup-hidup’.
...Lisannya tak pernah kering dari melantunkan salawat nabi. Ia pun mengajak seluruh aparatur negara untuk membiasakan diri membaca salawat nabi...
Terlepas dari sikap tegasnya dalam membela Islam, Kadyrov adalah sosok yang lembut. Lisannya tak pernah kering dari melantunkan salawat nabi. Ia pun mengajak seluruh aparatur negara untuk membiasakan diri membaca salawat nabi.
Tidak itu saja. Presiden kelahiran 5 Oktober 1976 ini juga mewajibkan seluruh polisi dan tentaranya untuk berjamaah salat Subuh dan Isya di masjid. Kabarnya, siapa saja yang membangkang terhadap perintah ini maka resikonya adalah dipecat dari jabatannya.
Saat salat Jumat tiba, Presiden yang salih ini tidak mau berada di shaf terdepan. Itu karena penghormatannya terhadap para Habib dan ulama di shaf pertama dan kedua. Ia pun lebih memilih berada di shaf ketiga saja. (riafariana/dbs/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google