Pengobatan yang di ajarkan Rasulullah SAW. tak hanya untuk kesehatan fisik, tetapi juga mental dan spiritual.
Al-Thibb Al-Nabawi atau ilmu pengobatan Nabi Muhammad SAW. sudah banyak di tulis oleh ulama klasik dan modern. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah (wafat 1350M) menulis ilmu pengobatan Nabi setebal hampir empat ratus halaman. Al-Surramarri dan Al-Dzahabi juga menulis tema yang sama. Al-Muaffaq 'Abd Latif secara khusus mengumpulkan sebanyak 40 hadis tentang kesehatan dan pengobatan dalam bukunya yang berjudul Kitab Al-Arba'in. Buku-buku tersebut punya andil besar dalam melestarikan dan menyebarluaskan ilmu pengobatan ala Nabi SAW. kepada Masyarakat.
Manusia tidak sekadar tubuh, tetapi juga memiliki unsur-unsur mental dan spiritual. Ada penyakit-penyakit manusia yang tidak bisa di tangani oleh dokter. Justru, penyakit tertentu dapat disembuhkan dengan bersedekah, shalat, tobat, puasa, berbuat baik kepada manusia,
Mencermati perkembangan ilmu pengetahuan dan pengobatan modern dewasa ini, masih efektifkah praktik pengobatan ala Nabi SAW. tersebut? Ibnul Qayyim mengatakan , terdapat perbedaan antara ilmu pengobatan Nabi dan Ilmu pengobatan modern. Ilmu pengobatan Nabi SAW, menurutnya, merupakan bagian dari wahyu Allah yang meliputi prinsip-prinsip yang menyeluruh. Sedangkan, ilmu pengobatan modern berkaitan dengan hal-hal yang detail. Ilmu pengobatan Nabi SAW, lanjutnya, tiadk hanya terbatas penyakit-penyakit fisik, tetapi juga penyakit mental.
"Manusia tidak sekadar tubuh, tetapi juga memiliki unsur-unsur mental dan spiritual. Ada penyakit-penyakit manusia yang tidak bisa di tangani oleh dokter. Usaha mereka tidak dapat menyelesaikan masalah. Justru, penyakit tertentu dapat di sembuhkan dengan bersedekah, shalat, tobat, puasa, berbuat baik kepada manusia, dan lain sebagainya. Kita sudah berulang kali mempraktikan cara-cara seperti ini dan terbukti membawa khasiat yang tidak di peroleh dari ilmu pengobatan ilmiah," kata Ibnul Qayyim.
Contoh yang cukup populer dari pengobatan Nabi SAW. adalah kemampuan beliau menyembuhkan orang buta hanya dengan wudhu, shalat, dan doa. Diriwayatkan oleh Utsman bin Hanif, ada seorang buta datang kepada Rasulullah SAW. dan berkata,"wahai, Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar menyembuhkan penglihatanku."
Beliau kemudian bersabda, "Pergilah berwudhu'. Dirikanlah shalat dua rakaat dan ucapkanlah, " Ya allah aku memohon rahmat kepada-Mu dan menghadap kepada-mu bersama Nabi-Mu, Muhammad. Wahai Muhammad aku menghadap kepada tuhanmu bersamamu agar Ia membuka penglihatanku, Ya Allah, berikanlah syafaat beliau untukku." Tidak lama setelah orang-orang beranjak dari tempatnya, orang buta tersebut sudah dapat melihat. (HR.An-Nasai, Tirmidzi, Hakim, dan Al-Baihaqi).
Masih banyak lagi contoh pengobatan Nabi SAW. yang menggambarkan aspek kemukjizatan dari pada ilmiah. Lantas, apakah penyusunan hadis-hadis tentang ilmu pengobatan Nabi SAW. hanya untuk mengenang kemampuan Nabi SAW. yang luar biasa, yang tidak mungkin di lakukan oleh manusia biasa?
Menurut Al-Dzahabi, terdapat keterpaduan pada aspek kesehatan dalam diri seseorang secara menyeluruh, yaitu spiritual, psikologis, Fisik, dan moral. Hakikat ilmu pengobatan Nabi SAW. memelihara secara keseimbangan aspek-aspek tersebut dengan cara-cara yang Nabi SAW. tunjukkan.
Untuk memelihara kesehatan fisik, Rasulullah SAW. mengajarkan umatnya supaya menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan; mengatur pola makan dan minum, tidak terlalu kenyang ketika makan atau waktu makan tidak terlalu dekat dengan makan sebelumnya, memberikan hak-hak tubuh untuk beristirahat, dan lain-lain.
Sedangkan untuk menjaga kesehatan mental, Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya agar supaya menjalankan ibadah yang di perintahkan oleh agama, seperti shalat, zakat, puasa, wudhu, dan lain-lain. Shalat dapat menjadi terapi penyakit mental dalam mendekatkan hamba kepada Tuhannya.
Sedangkan untuk menjaga kesehatan mental, Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya agar supaya menjalankan ibadah yang di perintahkan oleh agama, seperti shalat, zakat, puasa, wudhu, dan lain-lain. Shalat dapat menjadi terapi penyakit mental dalam mendekatkan hamba kepada Tuhannya.
Di jelaskan oleh Al-Dzahabi, shalat mendatangkan kebahagiaan dan ketenangan pikiran. " Shalat meningkatkan kecintaan akan kebenaran dan kerendahan hati di hadapan manusia, memperlunak hati, menumbuhkan rasa cinta, rasa maaf, dan memadamkan sifat pendendam," paparnya.
Ilmu pengobatan Nabi SAW. merupakan sebuah cara untuk mengetahui tindakan pencegahan dan penyembuhan secara praktis sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Beliau memberikan resep pengobatan secara fisik dan spiritual. Karena itu, ilmu pengobatan ini masih penting bagi masyarakat modern, mengingat tidak semua penyakit dapat di sembuhkan dengan ilmu pengobatan ilmiah modern.