Oleh: Eva Fauzah, M.Psi., Psikolog
SEBAGAI muslim, kita seringkali tidak atau belum menjalankan hidup sesuai dengan sunnatullah, yang paling sederhana misalnya dalam hal makan. Bahkan tanpa disadari kita sering berbuat zalim terhadap diri kita sendiri, dengan tidak mengikuti aturan makan sesuai sunnatullah.
Ketika lapar, kita makan apapun dengan prinsip “yang penting terisi.” Demikian kebanyakan orang berpendapat. Ada juga yang berprinsip “yang penting makan enak” tanpa mempedulikan apa yang sebenarnya diperlukan oleh tubuh kita.
Padahal perintah menjaga makan ini telah jelas tertulis dalam Firman Allah: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (Qs. Al-Baqarah 168).
Ayat tersebut mengajarkan bahwa kita tidak hanya diperintahkan makan makanan yang halal, tapi juga kita harus makan makanan yang baik (thoyyib). Seperti apakah makanan yang baik itu?
...Kita tidak hanya diperintahkan makan makanan yang halal, tapi juga kita harus makan makanan yang baik (thoyyib)…
Cara mengetahui apa yang baik untuk kita makan sebenarnya sederhana, kita bisa memperhatikan dari struktur gigi.
Kita pelajari gigi kuda. Gigi kuda terdiri dari geraham, atas-bawah, depan dan belakang. Lalu apa yang kuda makan? Kuda makan rumput. Karena memang geraham pada dasarnya dipakai untuk mengunyah daun-daunan dan tumbuh-tumbuhan. Lalu kita bandingkan dengan gigi macan. Ternyata gigi macan terdiri dari taring semua. Dengan taring semua, apa yang macan makan? Macan makan daging.
Sekarang kita perhatikan bagaimana gigi kita. Gigi kita terdiri dari gigi seri, gigi geraham dan juga gigi taring. Berarti tubuh kita memerlukan segala macam jenis makanan baik itu sayur, buah, dan daging. Kalau kita hitung dengan saksama struktur gigi kita, jumlah gigi geraham kita ada 12 dan jumlah gigi taring ada 4. Sementara jumlah gigi geraham 3 kali lebih banyak dibandingkan gigi taring. Berarti kita harus makan sayur dan buah 3 kali lebih banyak dibandingkan kita makan daging. Itulah sunatullah.
…Jumlah gigi geraham kita lebih banyak 3 kali lipat dibandingkan gigi taring, berarti kita harus makan sayur dan buah 3 kali lebih banyak dibandingkan kita makan daging. Itulah Sunnatullah…
Selain mengetahui apa yang baik untuk kita makan, kita juga harus mengetahui waktu terbaik untuk makan. Kita kembalikan lagi ke cerita macan, yang dilakukan oleh macan setelah makan adalah tidur. Jadi sebaiknya makan protein di malam hari, sehingga kita lebih cepat tertidur. Dan ketika kita bangun esok harinya kita mendapatkan banyak energi untuk beraktivitas. Jika kita ingin makan protein di siang hari, makanlah protein nabati.
Makan sayur bisa kapan saja, hanya kita harus memperhatikan jenis sayuran. Kangkung membuat kita ngantuk, bayam membuat kuat, kacang mengakibatkan kuping bekerja dengan baik dan wortel membuat mata kita kuat.
Jika kita ingin makan buah, sebaiknya kita makan buah di pagi dan siang hari, karena buah akan langsung diubah menjadi energi sehingga kita langsung punya tenaga untuk beraktivitas. Selain itu, sebaiknya kita makan buah sebelum makan berat karena jika buah dimakan setelah makan berat, ia akan lebih lambat dicerna dan menghasilkan gas di lambung kita dan menyebabkan perut kita tidak nyaman.
…mengikuti Sunnatullah mengenai apa yang harus kita makan, merupakan hal yang mudah untuk mencapai hidup sehat secara optimal untuk beribadah kepada Allah…
Sekarang kita tahu apa makanan yang baik untuk kita makan. Dengan mengikuti Sunnatullah mengenai apa yang harus kita makan, tentu merupakan hal yang mudah bagi kita untuk mendapatkan hidup sehat secara optimal. Jika sehat, kita mempunyai banyak energi untuk beribadah kepada Allah. [voa-islam.com]
Referensi: buku “Mengapa Surga Ada Di Bawah Telapak Kaki Ibu?” dan beberapa sumber lainnya.