View Full Version
Jum'at, 17 Jul 2009

Khalifah Pertama

Abu Bakar As-Sidiq adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam (assabiqunal awwalun), sahabat Rasullullah Saw., dan juga khalifah pertama yang dibaiat (ditunjuk) oleh umat Islam. Beliau lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw. pada 572 Masehi di Mekah,ada juga yang berpendapat 2 tahun lebih muda dari Nabi.Berasal dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy. Nama aslinya adalah Abdullah ibni Abi Quhaafah.

Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. Berdasarkan keadaan saat itu dimana kepercayaan yang diajarkan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  lebih banyak menarik minat anak-anak muda, orang miskin, kaum marjinal dan para budak, sulit diterima bahwa Abu Bakar justru termasuk dalam mereka yang memeluk Islam dalam periode awal dan juga berhasil mengajak penduduk mekkah dan kaum Quraish lainnya mengikutinya (memeluk Islam).

Saat terjadi peristiwa Isra dan Mi’raj, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  menceritakan kepada umat bahwa beliau telah melakukan perjalanan dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha, kemudian naik menuju langit yang ketujuh, kaum musyrikin mencemoohkannya sambil berkata : bagaimana mungkin ini bisa terjadi, padahal kami butuh waktu sampai sebulan agar bisa sampai ke Baitul Maqdis ? kemudian mereka segera pergi menemui Abu Bakar, dan menceritakan akan hal tersebut : bahwa sahabat Kamu mengklaim telah melakukan perjalanan ke Baitul Maqdis ! Abu Bakar menjawab : jika beliau telah berkata demikian jelas merupakan kebenaran, sungguh saya mempercayainya terhadap berita langit  (wahyu) yang datang kepadanya. Maka semenjak itulah Rasulullah saw menjulukinya dengan Ash-shidiq (orang yang bersifat jujur dan benar). (Ibnu Hisyam).

Saat Allah Subhanahu Wata ‘Ala mengijinkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  untuk Hijrah, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  memilih beliau untuk menjadi teman dan pendampingnya dalam melakukan hijrah, tinggal di Gua Tsur selam tiga hari, dan saat kaum musyrikin berdiri di depan lubang gua, Abu Bakar sangat khawatir dan cemas terhadap Rasulullah, Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  dan berkata : wahai Rasulullah, kalau saja mereka melihat kebawah kaki mereka, maka kita akan terlihat, maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  berkata kepadanya : “Apa pendapat kamu wahai Abu Bakar dengan dua orang dan yang ketiga adalah Allah”. (Al-Bukhari)

Abu Bakar Radhiallahu ‘Anhu juga selalu mengikuti peperangan bersama Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  dan tidak pernah ketinggalan walaupun sekali, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  sangat mengenal kepribadian beliau, sehingga Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  memberikan kabar gembira kepadanya  dengan Surga, beliau bersabda : “Tidak seorangpun diantara kita memiliki tangan yang menyamai apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar, karena beliau disisi kami memiliki tangan yang Allah akan menggantinya yang lebih baik di hari Kiamat”. (At-Turmudzi).

Saat perang terjadi perang tabuk, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  memobilisasi sahabatnya untuk menginfakkan dan menyumbangkan hartanya, maka Abu Bakar langsung membawa seluruh hartanya kemudian memberikannya kepada Rasulullah, Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  dan melihat demikian Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  berkata : Adakah sesuatu yang engkau sisakan untuk keluarga kamu ? beliau berkata : Saya tinggalkan mereka Allah dan Rasul-Nya, kemudian datanglah Umar dengan membawa setengah dari hartanya, lalu Rasulullah saw berkata kepadanya : adakah sesuatu yang engkau tinggalkan untuk keluargamu ? Umar Bin Khattab Radhiallahu ‘Anhu  menjawab : Ya, setengah dari harta saya. Ketika Umar mendengar apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar beliau berkata : “Demi Allah saya tidak akan pernah bisa mengungguli Abu Bakar”. (At-Turmudzi)


Menjelang wafatnya Rasullullah, Abu Bakar Radhiallahu ‘Anhu ditunjuk sebagai imam shalat menggantikannya. Hal ini diindikasikan bahwa Abu Bakar Radhiallahu ‘Anhu  kelak akan menggantikan posisi Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  memimpin umat. Setelah wafatnya Rasullullah, maka melalui musyawarah antara kaum Muhajirin dan Anshar memilih Abu Bakar Radhiallahu ‘Anhu sebagai khalifah pertama, memulai era Khulafaur Rasyidin.

Setelah pengangkatannya, beliau Radhiallahu ‘Anhu  berdiri dan menyampaikan pidato pertamanya :

“Wahai sekalian manusia, sungguh saya telah diberikan amanah memimpin kalian semua dan aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian, jika aku melakukan kebaikan maka tolonglah aku, namun jika melakukan kesalahan maka luruskanlah, kejujuran merupakan amanah, sedang dusta adalah khianat, orang yang lemah diantara kalian akan kuat disisiku hingga aku dapat menghilangkan bebannya insya Allah, sedangkan orang yang kuat diantara kalian lemah disisiku sampai aku dapat mengambil hak darinya insya Allah, tidaklah suatu kaum meninggalkan kewajiban jihad kecuali Allah akan hinakan mereka, dan tidaklah tersebar kemaksiatan dalam suatu kaum kecuali Allah akan menimpakan mereka bencana, taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun jika saya menyimpang kepada Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada taat kepadaku atas kalian”.

Segera setelah menjadi khalifah, urusan Abu Bakar Radhiallahu ‘Anhu banyak disibukkan oleh pemadaman pemberontakan dan pelurusan akidah masyarakat yang melenceng setelah meninggalnya Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  . Beliau memerangi Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad Saw, dan juga memungut zakat kepada suku-suku yang tidak mau membayarnya setelah meninggalnya Nabi Muhammad. Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  Mereka beranggapan bahwa zakat adalah suatu bentuk upeti terhadap Rasullullah. Setelah usainya pemberontakan dan berbagai masalah internal, beliau melanjutkan misi Nabi Muhammad menyiarkan syiar Islam ke seluruh dunia. Abu Bakar mengutus orang-orang kepercayaannya ke Bizantium dan Sassanid sebagai misi menyebarkan agama Islam. Dan sukses menaklukkan Irak dan Suriah dengan mudah.

Di  masa kekhilafahannya beliau pernah memerintahkan untuk membukukan  Al-Qur’an dan menulisnya dalam 1` mushaf, di karenakan kekhawatirannya setelah banyak nya para huffadz dari kalangan sahabat yang syahid.dalam pertempuran melawan pasukan Musailamah Al-Kadzab di perang Yamamah.

Beliau menjadi khalifah dalam jangka waktu 2 tahun, 3 bulan, 3 hari. Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah. Beliau dimakamkan di samping makam Rasullullah Saw.

 

Dari berbagai sumber


latestnews

View Full Version